Ketua OJK Buka-bukaan soal Runtuhnya Bank AS & Eropa: Ini Pembelajaran Bagi Kami

28 Maret 2023 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ketua DK OJK, Mahendra Siregar saat di Asean Finance Ministers and Central Bank Governers  Meeting di Bali Nusa Dua Convention  Center, Selasa (28/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DK OJK, Mahendra Siregar saat di Asean Finance Ministers and Central Bank Governers Meeting di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (28/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar memaparkan akar masalah jatuhnya bank-bank Amerika Serikat dan Eropa yang terjadi di awal bulan ini.
ADVERTISEMENT
Hal itu ia jelaskan dalam pertemuan pertama Asean Finance Ministers and Central Bank Governers (AFMGM) di Bali Nusa Dua Convention hari pertama, Senin (28/3).
Mahendra menjelaskan, dua tahun lalu memang perusahaan teknologi khususnya startup memiliki kelebihan likuiditas di pasar modal yang dihasilkan oleh kebijakan bank sentral daerah maju dalam pelonggaran kuantitatif serta tentu saja menghadapi kebijakan fiskal dari pemerintah yang sama selama periode COVID-19.
Namun sekarang, dalam 12 bulan terakhir telah berubah secara dramatis. Di mana, suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa meningkat tajam untuk menekan lonjakan inflasi.
Hal itu mengakibatkan investor pemula yang dulunya punya likuiditas saat ini sudah tidak ada lagi dan tidak lagi tersedia. Sehingga mau tak mau, startup teknologi digital termasuk di dalamnya fintech harus bersaing di pasar modal yang lebih kompetitif.
ADVERTISEMENT
Suasana pemaparan Ketua DK OJK, Mahendra Siregar saat di Asean Finance Ministers and Central Bank Governers Meeting di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (28/3/2023). Foto: Sinar/kumparan
Dengan demikian, keadaan saat ini jauh dari masa-masa keemasan startup, tapi hal ini juga perlu mereka hadapi secara serius.
Di saat yang sama, para perusahaan keuangan yang untuk meminjamkan uang di sektor startup juga menghadapi risiko besar dengan ketidaksesuaian suku bunga yang tinggi dalam manajemen kewajiban aset.
“Seperti yang sudah kita lihat di dua minggu yang lalu atas ketidakcocokan, Silicon Valley Bank jatuh dan disusul dengan beberapa bank regional AS yang lain,” jelas Mahendra.

Pembelajaran Bagi OJK

Ketua DK OJK, Mahendra Siregar saat di Asean Finance Ministers and Central Bank Governers Meeting di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa (28/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
Meski tidak terdampak secara langsung, keruntuhan bank-bank AS ini diakuinya sebagai pembelajaran bagi OJK untuk harus lebih waspada dalam menyeimbangkan dan menavigasi prinsip dari perusahaan perbankan dan keuangan.
Pada saat yang sama juga untuk mengamankan stabilitas sistem keuangan. “Sehingga jelas pelajaran besar yang baru saja kami terima dalam 2 minggu terakhir ini, kita juga perlu terus memiliki perusahaan rintisan digital, perusahaan fintech untuk berkontribusi lebih jauh pada inklusi keuangan dan literasi keuangan yang telah kita nikmati beberapa pencapaiannya.” kata Mahendra.
ADVERTISEMENT
Namun kita perlu meningkatkan aspek kehati-hatian dan tentunya dengan aspek regulasi dan pengawasan sektor terkait digital ini. Termasuk juga mendorong konsolidasi antara startup dan perusahaan investasi sehingga mereka memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap turbulensi dari perspektif investor.