news-card-video
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Kilau Nabung di Bank Emas Jadi Andalan Masyarakat, Safe Haven-Return Stabil

9 Maret 2025 10:03 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Emas Antam. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Emas Antam. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sejak diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 26 Februari 2025, Bank Emas semakin menunjukkan kilauannya di masyarakat. Banyak dari mereka yang mengaku untung ketika menginvestasikan uangnya lewat kegiatan menabung emas.
ADVERTISEMENT
Kegiatan menabung emas saat ini telah sah dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui Peraturan OJK Nomor 17/2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion. Sampai kini, ada dua perusahaan yang memotori bank emas ini, di antaranya PT Bank Syariah Indonesia (BSI) dan PT Pegadaian.
Seperti yang digeluti seorang karyawan Ibu Kota bernama Mentari (25). Ia mengatakan, sejak tahun 2021 ia sudah mulai menabung emas di Pegadaian, dengan alasan karena sifat emas yang merupakan instrumen investasi minim risiko atau safe haven dan nilai aset yang tak tergerus inflasi.
Safe haven adalah investasi yang dianggap aman dan mampu menjaga nilainya di tengah kondisi ekonomi yang tidak stabil. Safe haven juga bisa diartikan sebagai tempat yang aman berlindung dari bahaya.
ADVERTISEMENT
"Terus kenapa pilih pegadaian karena waktu itu riset-riset, yang terkenal saat itu Pegadaian. Dan waktu itu Pegadaian masih kerja sama dengan salah satu e-commerce, jadi kalau mau jual-beli mudah," ucap Mentari kepada kumparan, Kamis (6/3).
Sembari bercerita, Mentari menyebutkan dirinya telah mengumpulkan emas sebesar 21 gram dari hasil menabung emas. Rencananya, jika sudah terkumpul dia bakal menggunakan emasnya untuk dana investasi yang lebih produktif lagi.
"Karena saat ini belum ada goal dalam jangka waktu dekat, jadi nabung emas ini rencananya buat investasi aja. Harapannya sih tabungan emas ini bisa dicairkan atau jadi agunan kalau sewaktu-waktu perlu dana besar," imbuhnya.
Petugas menunjukan logam mulia emas di kantor Galeri 24 Pegadaian, Kamis (18/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Mentari bilang keunggulan investasi emas ini harganya bakal terus naik walau imbal hasil atau return takkan sebesar instrumen saham.
ADVERTISEMENT
"Kalo untuk berapa persen return-nya aku harus cek ke Pegadaian dulu buat liat rupiahnya. Cuma buat gambaran, aku beli di rentang harga Rp 874.000- Rp 1.274.000, sementara sekarang harga buyback Antam sudah Rp 1.366.000," ungkap Mentari.
Soal kabar terbaru, ia menyambut baik adanya bank emas di Indonesia, sebab di negara lain seperti Turki dan Uni Emirat Arab (UEA) sudah lebih dulu membangun ekosistem bullion bank. Mentari pun meminta pemerintah dan perusahaan terkait semakin melindungi konsumennya terhadap risiko fraud.
"Terus juga buat ritel kayak saya, dengan adanya bank emas jadi dapet opsi investasi lain kayak misalnya deposito emas gitu, jadi lebih menarik sih," cakap dia.
kumparan juga memantau masyarakat lain yang menabung emas, pekerja swasta bernama Meidiana (33) mulai menceritakan kisahnya pertama kali kenal dengan tabungan emas hingga berkomitmen setiap bulan menyisihkan gajinya untuk berinvestasi di instrumen baru ini.
ADVERTISEMENT
"Di Pegadaian. Dulu berawal dari salah satu marketplace punya kerja sama dengan Pegadaian, yang mana menawarkan nabung emas dengan nominal kecil setiap kali belanja," ucap Med panggilan akrabnya, Kamis (6/3).
Dari situ, Med terlatih menyisihkan gajinya setiap bulan untuk menabung emas. Menurutnya, tingkat pengembalian investasi atau Return of Investment (ROI) emas cenderung stabil.
"Tapi istilahnya sih investasi emas ya. Nilai ROI emas itu cenderung stabil, kalo turun ya enggak turun-turun banget. Save heaven lah, dan itu udah dilakukan sejak saya punya rumah sendiri 2017," sambungnya.
Dari hasil keuntungan menabung, Med menggunakan emasnya untuk dijual atau digadaikan, dana tersebut kerap 'diputar' kembali untuk memperbaiki rumahnya.
Saat ini, Med punya sekitar 15 gram emas dari hasil menabung. Sebab setahun ke belakang, investasi emasnya dipakai untuk kebutuhan pengobatan hewan peliharaannya dan biaya memperbaiki rumah.
Petugas menunjukan logam mulia emas di kantor Galeri 24 Pegadaian, Kamis (18/4/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Kata Med, kegiatan menabung emas hanya bertujuan untuk melengkapi reksadana miliknya. Secara personal, Med merupakan tipe masyarakat yang berinvestasi lebih dari satu instrumen alias diversifikasi.
ADVERTISEMENT
"Kan emang nabung emas ini tujuanku awal pelengkap nabung reksadana dan tabungan umum di bank. Semacam aku menerapkan keranjang menabung atau investasi di beberapa tempat," tutur Med.
Berbeda dengan Med, seorang wirausaha asal Depok bernama Siska (27) menyebutkan, dia telah mengumpulkan 10 gram emas dari hasil menabung emas. Kata Siska, sebagian investasi tersebut bakal dialokasikan untuk dana sekolah kedua anaknya.
"Iya, rencananya sih, sebagian memang buat sekolah anak, jadi nabung emas juga. Itu sebagian uangnya buat memang tabungan anak-anak," imbuh Siska, Kamis (6/3).
Siska mempertimbangkan uang sekolah yang tiap tahun meningkat. "Karena kan kalau duit sekolah itu kan kita nabung sekarang Rp 1 juta, tapi uang sekolah tahun berikutnya kan masih bakal naik," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan bank emas yang baru diresmikan, ibu dua anak itu berharap bisa lebih banyak sosialisasi dari pemerintah atau bank terkait, sebab masih banyak masyarakat di daerahnya yang masih tak paham apa itu bank emas dan tabungan emas.
"Jadi supaya kita tuh harus lebih siap aja buat ke depannya. Karena banyak orang yang nggak ngerti nabung emas itu kayak gimana, terus untung sama manfaatnya seperti apa," tukas Siska.
Erick Thohir Sebut Potensi Emas di RI Capai 1.800 Ton
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, adanya Bank Emas tersebut mampu menambah cadangan emas di Indonesia. Erick menyebut, potensi emas yang beredar di Indonesia bisa mencapai 1.800 ton.
"Dan tentu pak potensi lainnya bapak di masyarakat ini juga beredar kurang lebih 1.800 ton emas, ada yang di bawah bantal, ada di toilet, di baliknya ada batu bata dimasukin ke dalam situ," ujar Erick di Menara Gade, Jakarta, Rabu (26/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Erick, adanya Bank Emas juga diharapkan mampu mendorong masyarakat yang selama ini belum tersentuh lembaga keuangan formal.
"Itu realitas, nah kita ingin mengundang mengundang mereka untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan yang formal. Nah memang kita harus mulai meyakinkan, menggedor mereka bahwa ini sistem keuangan yang aman buat mereka," katanya.
Erick menjelaskan, selama ini jumlah emas yang berada di Pegadaian mencapai 100 ton, di Bank Indonesia sebanyak 80 ton. Sementara di BSI sebanyak 17,5 ton. Jika produksi emas di Indonesia bisa naik menjadi 160 ton per tahun, Erick optimistis emas di Indonesia makin melimpah.
Di sisi lain, dia mengungkap masih banyak masyarakat Indonesia yang menyimpan emas di bawah bantal. Menurut dia, kondisi ini menandakan masyarakat yang belum percaya terhadap sistem penyimpanan emas secara formal.
ADVERTISEMENT
Menurut Erick hal itu merupakan realitas yang ada di Indonesia sehingga peresmian bank emas ini akan menjadi tempat penyimpanan emas formal pertama di Indonesia.
"Itu realitas, nah kita ingin mengundang mereka untuk percaya kepada sebuah sistem keuangan yang formal," ucap Erick.
Erik menyebut masyarakat perlu diyakinkan mengenai sistem penyimpanan emas yang aman. "Nah memang kita harus mulai meyakinkan, menggedor mereka bahwa ini sistem keuangan yang aman buat mereka,” jelas Erick.
Emas Masih Jadi Portofolio Andalan Investasi
Pengamat Investasi sekaligus Perencana Keuangan, Andy Nugroho, mengatakan emas merupakan salah satu bentuk investasi yang memang diminati sejak lama. Kata Andy, dari tahun ke tahun masyarakat senang dengan investasi emas ini.
"Nah, mungkin dengan harganya yang naik terus, gitu ya, iya orang pasti akan makin tertarik lah untuk investasi emas. Apalagi dengan adanya bank emas kan," kata Andy ketika dihubungi kumparan, Kamis (6/3).
ADVERTISEMENT
Andy bilang, keberadaan bank emas di RI bisa memaksimalkan potensi peredaran emas di masyarakat, dalam arti seseorang bisa memiliki emas tanpa harus mengunjungi toko emas fisik.
"Ini kan bisa memaksimalkan potensi masyarakat, mereka bisa memiliki emas dengan tanpa harus istilahnya beli emas di toko emas," jelas ia.
Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memprediksi tren beberapa tahun ke depan melihat situasi makro-ekonomi dan geopolitik, emas masih jadi andalan portfolio investasi.
"Emas selalu jadi investasi yang menarik, sebagai safe haven atau aset aman terutama di saat volatilitas pasar saham sedang naik. Harga emas batangan satu tahun terakhir meningkat 41,8 persen Year on Year (YoY), dibanding IHSG yang turun 6,93 persen," tutur Bhima kepada kumparan, Kamis (6/3).
ADVERTISEMENT