KKP Kenalkan Teknologi Baru Budi Daya Tambak Udang Vaname

26 Desember 2018 11:39 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname  yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan budi daya tambak udang vaname dalam skala kecil. Selama ini, budi daya tambak udang vaname masih dikenal dengan skala industri besar yang dilakukan oleh petambak besar.
ADVERTISEMENT
"Kami punya tiga inovasi, pertama microbuble yang bisa memisahkan air dan larutan yang heterogen seperti kotoran pakan. Karena, kotoran ini akan mengambang dan tinggal diambil saja, bisa dipakai untuk pupuk," kata Kepala BRSDM KKP Sjarief Widjaja saat ditemui di Gedung BRSDM I KKP, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/12).
Selanjutnya, papar dia, budi daya udang vaname ultra insentif ini bisa melakukan pembesaran udang vaname dengan tingkat kepadatan mencapai 2.000 ekor per m3. Padahal, selama ini, tingkat kepadatan maksimum budidaya udang supraintensif itu hanya mencapai 200 ekor/m3 dan tambak konvensional hanya mencapai 3-4 ekor per m3.
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname  yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan udang vaname yang di budidaya dengan teknologi Microbubble. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
"Lalu, ketiga bisa menghasilkan udang dengan warna yang macam-macam, seperti hijau, biru, merah, dan sebagainya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dengan teknologi ini, diyakini masyarakat yang ada di wilayah perkotaan bisa melakukan budi daya tambak udang vaname. Sebab, teknologi microbubble ultra insentif juga memungkinkan budi daya tambak tanpa melakukan pergantian air.
"Pengelolaan air dilakukan secara berkelanjutan karena dengan teknologi, limbah air bisa diangkat hingga ke permukaan dan air tetap terjaga keberlanjutannya, limbah padatan akan tertangkap di filter fisik," kata Kukuh Aditya, peneliti untuk Teknologi Microbubble Udang Vaname Ultra Insentif ini.
Nantinya, tambak dirancang seperti kolam, dilengkapi dengan kincir angin untuk mengatur oksigen dan sirkulasi udaranya. Teknologi microbubble yang diletakkan di dasar air mampu membuat limbah sisa kotoran pakan terangkat hingga ke permukaan air dan tersaring.