Klaim Jokowi soal Penurunan Angka Pengangguran & Kemiskinan, Cek Faktanya

17 Agustus 2024 9:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
Presiden Joko Widodo meninggalkan ruang sidang tahunan MPR, DPR, DPR RI 2024 untuk melaksanakan shalat Jumat, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninggalkan ruang sidang tahunan MPR, DPR, DPR RI 2024 untuk melaksanakan shalat Jumat, Jakarta, Jumat (16/8/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memamerkan capaiannya menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia di akhir jabatannya. Dia mengeklaim, keduanya menurun drastis.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebutkan indikator kesejahteraan masyarakat meningkat signifikan jelang akhir masa jabatannya. Hal ini terlihat dari tingkat pengangguran turun menjadi 4,8 persen di tahun 2024 dan tingkat kemiskinan turun tajam menjadi 9,03 persen di tahun 2024.
"Angka kemiskinan ekstrem juga turun signifikan menjadi 0,83 persen di tahun 2024," katanya dalam Pembacaan Nota Keuangan 2025 di DPR RI, Jumat (16/8).
Jokowi juga menambahkan, pemerintahannya sudah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul melalui sederet bantuan di bidang pendidikan. Pertama, program Indonesia Pintar untuk pendidikan sekitar 20 juta siswa per tahun.
Kemudian, program KIP Kuliah dan Bidik Misi untuk pendidikan 1,5 juta mahasiswa. Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk pendidikan sekitar 45 ribu mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Kita juga bekerja keras untuk membangun SDM yang unggul, berdaya saing, produktif, dan inovatif melalui reformasi pendidikan, transformasi sistem kesehatan, serta penguatan jaring pengaman sosial," jelasnya.
Cek Fakta Angka Pengangguran
Data angka pengangguran yang disampaikan Jokowi sama dengan data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat pengangguran RI turun menjadi 7,20 juta orang per Februari 2024 atau setara dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,82 persen.
Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, jumlah orang yang menganggur ini tercatat lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebanyak 7,99 juta orang.
"Pada Februari 2024 terdapat 7,20 juta pengangguran, atau setara dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,82 persen," kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (6/5).
ADVERTISEMENT
Amalia mengungkapkan, penurunan tingkat pengangguran terbuka ini terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan data BPS, pada Februari 2024 TPT perempuan sebesar 4,60 persen dan laki-laki 4,96 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan Februari 2023 yakni TPT perempuan sebesar 4,86 persen, serta laki-laki 5,83 persen.
"Penurunan tingkat pengangguran terbuka ini konsisten terjadi baik pada penduduk laki-laki maupun perempuan, dan juga di wilayah perkotaan maupun pedesaan seluruhnya sudah lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi atau di bulan Februari 2020," ungkapnya.
Cek Fakta Angka Kemiskinan
Sejumlah warga beraktivitas di rumahnya di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Jumat (30/9/2022). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sementara itu, penurunan angka kemiskinan yang diklaim Jokowi juga sesuai dengan data terakhir BPS yang melaporkan angka kemiskinan Indonesia sebesar 9,03 persen pada Maret 2024. Angka ini menurun 0,33 persen poin terhadap Maret 2023 dan menurun 0,54 persen poin terhadap September 2022.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, BPS mencatat selama dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi alias dalam satu dekade, angka kemiskinan Indonesia hanya turun sebesar 2,2 persen.
“Dalam 10 tahun terakhir jumlah penduduk miskin berkurang 3,06 juta orang atau turun 2,22 persen,” kata Plt. Sekretaris Utama BPS Imam Machdi dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (1/7).
Imam menjelaskan rata-rata jumlah penduduk miskin berkurang 300 ribu orang per tahun. Dia mencatat angka kemiskinan 2024 merupakan angka terendah dalam satu dekade.
“Tingkat kemiskinan yang terendah dalam satu dekade ini,” katanya.
Imam mengatakan persentase penduduk miskin perkotaan pada Maret 2024 sebesar 7,09 persen, turun dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 7,29 persen. Sementara persentase penduduk miskin perdesaan pada Maret 2024 sebesar 11,79 persen, turun dari Maret 2023 yang sebesar 12,22 persen.
ADVERTISEMENT