Komitmen Investasi CATL dan LG Capai 400 GWH Baterai, Ini Manfaatnya Buat RI

11 Desember 2023 22:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Chairman and Founder CATL Zeng Yuqun (kanan) menyampaikan paparan dalam diskusi panel B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) bersama Chairman and Founder CATL Zeng Yuqun (kanan) menyampaikan paparan dalam diskusi panel B20 Summit Indonesia 2022 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali. Foto: Aditya Pradana Putra/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC), Toto Nugroho, mengatakan komitmen investasi dari CATL dan LG untuk memproduksi baterai kendaraan listrik di Indonesia mencapai 400 gigawatt per hour (GWH).
ADVERTISEMENT
"Jumlah yang kita lakukan untuk hilirisasi yang sudah di-confirm dengan kedua calon mitra ini, itu sekitar hampir 400 gigawatt totalnya," kata Toto saat konpers di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Senin (11/12).
Toto mengatakan, dibutuhkan investasi sampai ratusan triliun untuk membangun satu kesatuan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari hilir hingga hulu, mulai dari pembangunan smelter dengan teknologi HPAL atau High Pressure Acid Leaching, sampai komponen baterainya.
"Di situ lah kenapa kita kerja sama dengan partner internasional. Jadi LG itu produsen baterai EV nomor 3 di dunia, terbesar. CATL nomor 1 terbesar di dunia. Nah ini lah hal yang sangat benar-benar dilihat strategis," kata Toto.
Adapun IBC berencana memproduksi baterai kendaraan listrik pertama sebesar 10 GWH dan 5.000 stasiun penukaran baterai (swap battery) di tahun 2024. Produksi baterai dari pabrik hasil kerja sama dengan perusahaan asal Korea Selatan, LG dan Hyundai.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia saat Dialog Hilirisasi Untuk Negeri di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Senin (11/12/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Pada kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan LG bakal menambah investasinya, sehingga akan ada tambahan dari jumlah 10 GWH tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi total 30 GWH. Katoda itu mungkin Januari dibangun di Batang, sementara HPAL dan smelter di lokasi dekat dengan tambang yaitu di Halmahera Maluku Utara," kata Bahlil.

Sumbang Rp 3.000 PDB dan Serap 150 Ribu Tenaga Kerja

Toto melanjutkan, bila semua investasi itu direalisasi dan ekosistem kendaraan listrik sudah terbangun, akan memberikan benefit berganda bagi Indonesia, mulai dari genjot pendapatan negara sampai serap tenaga kerja.
"Manfaatnya kalau kita lakukan hilirisasi ke eV baterai dan eV ekosistem, pengurangan emisi CO2 hampir 14 juta ton per tahun, itu ekuivalen dari 8-10 persen transportasi," kata Toto.
Manfaat kedua adalah penurunan impor BBM. Orang yang pernah bekerja di Pertamina itu mengatakan, dalam satu tahun Indonesia pernah mengimpor BBM dan LPG mencapai Rp 500 triliun.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita menggunakan mobil eV itu akan menghemat hampir 26 juta barel, itu ekuivalen hampir USD 4-5 miliar per tahun," kata Toto.
Manfaat lain yang dirasakan Indonesia dari investasi LG dan CATL di Indonesia adalah berkontribusi meningkatkan pendapatan negara. Dia menghitung, dengan investasi mencapai USD 10 miliar, akan memberikan ribuan triliun dalam hitungan 30 tahun.
"Otomatis kenaikan PDB secara keseluruhan itu hampir Rp 3.000 triliun dalam 30 tahun operasi. Dan ini bukan angka abal-abal, diverifikasi oleh lembaga independen Universitas Indonesia," tegas Toto.
Tidak sampai sana, kata Toto juga bakal ada penyerapan tenaga kerja. "Dan yang paling penting tadi tenaga kerja, bahwa selama proyek ini 150 ribu orang akan terserap," pungkasnya.
Sebanyak 150 unit mobil listrik Wuling Air ev bertugas sebagai kendaraan resmi untuk mobilitas delegasi negara-negara partisipan KTT ASEAN 2023 Jakarta. Foto: Wuling Motors

Sumber Daya Nikel RI Jadi Berkah China hingga Amerika

Toto melanjutkan, sebagai negara produsen nikel terbesar kekayaan alam Indonesia justru selama ini lebih dinikmati China, Amerika Serikat, sampai Jerman.
ADVERTISEMENT
"Kita memiliki hampir 60 persen baterai eV di dunia itu dari Indonesia. Ini kita tidak tahu. Ini kita diolah, di bawah ke China, diolah di China, dikirim ke Amerika, ke Jerman, dan lain-lain menjadi baterai eV. Tapi sumbernya ada di Indonesia," kata Toto.
Padahal, perusahaan BUMN PT Antam sebagai pemegang saham IBC mempunyai cadangan nikel yang jumlahnya 400 GWH. Di dunia, kata Toto, kebutuhan baterai listrik untuk kendaraan listrik yang beredar seluruhnya 800 GWH.
"Dengan ada cadangan Antam saja, itu sudah bisa hampir setengahnya," kata dia.
Posisi Indonesia kata Toto saat ini seperti Arab Saudi di tahun 70-an yang mendominasi minyak dunia. Bedanya, meski punya cadangan nikel terbesar, Indonesia tidak punya posisi kuat di ekosistem kendaraan listrik global. Hal itu dia harap bisa berubah total dengan roadmap yang disiapkan pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik melalui investasi perusahaan perusahan global di dalam negeri
ADVERTISEMENT
"Kita bisa menjadi pemain utama dunia, mengatur dari segi supply chain-nya, mengatur dari segi harganya, itu lah keunggulan dari Indonesia," pungkasnya.