Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konsumsi Rumah Tangga Jadi 'Pahlawan' Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal II 2023
7 Agustus 2023 12:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2023 mencapai 5,17 persen secara tahunan (year on year/ yoy), dan tumbuh 3,86 persen secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud, memaparkan perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2023 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.226,7 triliun, sementara berdasarkan harga konstan mencapai Rp 3.075,7 triliun.
"Di tengah melambatnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan, perekonomian Indonesia tumbuh 5,17 persen year on year," Edy dalam konferensi pers, Senin (7/8).
Edy menyebut faktor pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2023 adalah konsumsi rumah tangga. Adapun pada periode tersebut konsumsi rumah tangga tumbuh 5,23 persen.
"Pada Triwulan 2-2023 (y-on-y), konsumsi rumah tangga menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 2,77 persen (yoy)," kata Edy.
Edy mengatakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang positif didorong perayaan hari raya keagamaan, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) 2023, dan Gaji ke-13. Kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi antara lain, transportasi, pakaian, alas kaki, dan restoran dan hotel.
ADVERTISEMENT
"Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) dan Gaji ke-13. Dorongan konsumsi rumah tangga tercermin dari peningkatan mobilitas masyarakat selama periode libur hari besar keagamaan dan libur sekolah. Kelompok konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi antara lain, Transportasi dan Komunikasi; Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya; serta Restoran dan Hotel," ujar Edy.
Faktor lainnya yang juga menyokong pertumbuhan ekonomi adalah pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang tumbuh 4,63 persen dan konsumsi pemerintah yang tumbuh 10,62 persen. Sementara ekspor minus 2,75 persen.
"Pertumbuhan PMTB didorong oleh impor barang-barang modal. Belanja modal pemerintah tumbuh positif dibanding Triwulan 2 2022," ungkap Edy.
Adapun ekspor yang mengalami kontraksi adalah barang nonmigas pada komoditas utama nonmigas, seperti bahan bakar mineral; lemak dan minyak hewan/nabati; serta besi dan baja serta nikel.
ADVERTISEMENT
"Ekspor barang migas pada beberapa komoditas, seperti gas alam, hasil minyak dan minyak mentah. Ekspor jasa tumbuh positif, seiring peningkatan jumlah wisman dan devisa masuk dari luar negeri,” pungkas Edy.