Konsumsi Rumah Tangga Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi RI di Kuartal III 2024

5 November 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi belanja di pasar Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja di pasar Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III 2024. Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, di Kantor Pusat BPS.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data produk domestik bruto (PDB) Indonesia, perekonomian tumbuh 4,95 persen pada kuartal III 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
"Ekonomi Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto tahun 2024 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.638,9 triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.279,6 triliun," ujar Amalia.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada periode ini terutama didorong oleh konsumsi rumah tangga, yang menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar dengan kontribusi sebesar 2,55 persen.
Amalia menjelaskan bahwa konsumsi rumah tangga tumbuh karena adanya peningkatan pengeluaran pada sektor restoran dan hotel. Sejalan dengan meningkatnya perjalanan wisatawan domestik.
Ilustrasi ibu belanja di supermarket. Foto: Odua Images/Shutterstock
"Konsumsi rumah tangga ini juga didorong oleh transportasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi tercermin dari meningkatnya penjualan sepeda motor dan meningkatnya penumpang angkutan real laut dan udara," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Selain konsumsi rumah tangga, investasi juga turut memberikan kontribusi signifikan. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memberikan sumbangan sebesar 1,63 persen terhadap pertumbuhan ekonomi.
Investasi ini didorong oleh proyek-proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh pemerintah maupun sektor swasta, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan proyek konstruksi lainnya, seperti pembangunan jalan tol.
"Peningkatan realisasi belanja modal pemerintah dan peningkatan impor barang modal khususnya jenis mesin dan peralatan lainnya," jelas Amalia.
Adapun sektor ekspor tumbuh secara moderat, dengan kontribusi yang didorong oleh kenaikan nilai dan volume ekspor beberapa komoditas utama.
"Ekspor didorong oleh bahan bakar mineral, mesin dan peralatan listrik, serta kendaraan dan bagiannya. Sektor ini juga mendapat dorongan dari meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara," ujarnya.
ADVERTISEMENT