Kopi RI Jadi Primadona di Swiss, Akan Ditawarkan ke Nestle

13 Januari 2020 15:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi biji kopip Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi biji kopip Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Kopi Indonesia banyak digemari masyarakat Swiss. Kualitas dan aromanya yang khas, menjadikan kopi Indonesia masuk dalam jajaran kopi terbaik dan bernilai tinggi.
ADVERTISEMENT
Duta Besar Republik Indonesia untuk Konfederasi Swiss, Muliaman Hadad, mengaku akan memperluas pangsa pasar kopi Indonesia di Swiss.
"Apalagi yang mereka sebut sebagai single origin itu. Jadi sangat terkenal, banyak disukai dan harganya lumayan tinggi. Kalau ekspor banyak lumayan juga income," ujar Muliaman usai berkunjung ke kantor Menteri Koperasi dan UKM di Jakarta, Senin (13/1).
Saat ini, nilai ekspor kopi Indonesia ke Swiss mencapai USD 30 juta atau Rp 420 miliar (Rp 14.000 per USD). KBRI Bern di Swiss ingin membantu pebisnis kopi dalam syarat, sertifikasi, dan consumer insight agar produsen kopi Indonesia semakin eksis di Swiss.
Muliaman menuturkan, kopi Indonesia di Swiss populer di pangsa kelas atas. Yang paling banyak digemari adalah jenis arabika, mandailing, dan gayo. Kopi-kopi terkenal lain seperti java preanger pun mulai diperkenalkan.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, ekspor kopi Indonesia ke Swiss saat ini masih tergolong rendah meskipun perdagangan Indonesia ke Swiss surplus, yang didominasi logam mulia.
"Kami akan dorong kunjungan kopi-kopi Indonesia ke Swiss dan kemudian masuk ke pasar Swiss, apakah ke Nestle, atau pemain-pemain kopi yang lain. Karena mereka roasting di Swiss dan setelah itu dijual ke seluruh dunia. Potensinya akan besar sekali," ucap Muliaman.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki usai menerima Duta Besar RI untuk Swiss di Ruang Kerja Kemenkop dan UKM, Jakarta, Senin (13/1). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki menambahkan, selama ini produsen kopi di Indonesia banyak yang menjual secara individu kepada eksportir asing.
Dia ingin ke depan pemerintah bisa membantu produsen agar bisa mendapatkan akses yang lebih mudah. Salah satunya, menawarkan ke Nestle yang bisa menstimulus kualitas dan kuantitas kopi Indonesia yang ditawarkan oleh petani lokal Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Banyak eksportir perusahaan asing yang bekerja di Indonesia yang membeli dari para petani. Dan ini saya kira ingin ada hubungan langsung. Kenapa tidak coba bicarakan langsung dengan Nestle, karena Nestle salah satu pembeli terbesar di dunia selain Starbucks untuk kopi,” ujarnya.