KPR Melonjak Usai AS Naikkan Suku Bunga: Penjualan Rumah Catat Rekor Buruk

24 Agustus 2022 15:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rumah dijual. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rumah dijual. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Suku bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah) di Amerika Serikat (AS) melonjak, setelah bank sentral negara itu menaikkan bunga acuan. The Fed memang sengaja mengambil kebijakan agresif soal kenaikan suku bunga, dengan maksud menurunkan inflasi.
ADVERTISEMENT
Suku bunga KPR untuk masa angsuran 30 tahun, jadi 5,13 persen dari posisi semula 3,22 persen di awal 2022. Hal itu sejalan langkah The Fed menaikkan Fed Fund Rate yang saat ini berada di posisi 2,25 persen hingga 2,50 persen.
Akibat kenaikan suku bunga KPR, permintaan rumah pun melambat. Tapi anehnya, Reuters pada Rabu (24/8) menulis, harga rumah tetap tinggi. "Meskipun permintaan melambat, pertumbuhan harga rumah tetap kuat. Median harga rumah baru di bulan Juli adalah USD 439.400, naik 8,2 persen dari tahun lalu," tulis Reuters.
Meskipun secara persentase, kenaikan rata-rata harga rumah pada Juli 2022 itu sedikit melambat secara year on year (yoy), dari sebelumnya di posisi 18,3 persen.
ADVERTISEMENT
New York Federal Reserve Bank Foto: REUTERS/Brendan McDermid
Akibat kenaikan suku bunga KPR, penjualan rumah di negara Paman Sam itu mencatatkan rekor terburuk dalam 6,5 tahun terakhir. Pada Juli 2022, penjualan rumah hanya mencapai 511 ribu unit, terendah sejak Januari 2016. Angka penjualan di Juli 2022 itu turun dibandingkan Juni 2022 yang masih 585 ribu unit.
"Penurunan harga rumah yang signifikan akan diperlukan untuk menjaga batas bawah penjualan rumah baru," kata ekonom Amerika Serikat di Oxford Economics di New York, Matthew Martin.
The Fed terus mengambil kebijakan menaikkan suku bunga acuan. Sebelum di posisi saat ini sebesar 2,25-2,50 persen, pada Juni lalu misalnya, suku bunga acuan naik 0,75 persen sehingga ada di kisaran 1,5 persen dan 1,75 persen. Ini merupakan kenaikan suku bunga tertinggi sejak November 1994.
ADVERTISEMENT
"The Fed mendapatkan apa yang diinginkannya," kata ekonom di Moody's Analytics di West Chester, Pennsylvania, Matthew Walsh. "Pasar perumahan perlu mendingin, dan suku bunga yang lebih tinggi adalah satu-satunya hal yang akan mencapai itu."