news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kredit Perbankan Tumbuh 0,59 Persen di Juni 2021, PPKM Masih Jadi Ancaman

30 Juli 2021 12:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penyaluran kredit di perbankan menggunakan uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penyaluran kredit di perbankan menggunakan uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penyaluran kredit perbankan mulai tumbuh pada Juni 2021, setelah terkontraksi  sejak Oktober 2020. Secara keseluruhan, kondisi sektor keuangan pun dinilai masih stabil pada semester pertama tahun ini.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, adanya PPKM Darurat yang diterapkan pemerintah sejak awal Juli hingga saat ini dinilai akan mempengaruhi laju pemulihan ekonomi.
Penyaluran kredit perbankan pada Juni 2021 tumbuh 0,59 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 67,39 triliun. Ini merupakan pertumbuhan positif pertama pada tahun ini. Sementara dana pihak ketiga mencatatkan pertumbuhan mencapai 11,28 persen (yoy).
Likuiditas sektor perbankan juga masih berada pada level memadai. Rasio alat likuid/non-core deposite dan alat likuid/DPK Juni 2021 terpantau di atas ambang batas atau threshold. Kondisi rasio kecukupan modal (CAD) perbankan juga jauh berada di atas threshold, yakni mencapai 24,33 persen.
“Meskipun indikator ekonomi domestik sampai Juni masih menunjukkan berlanjutnya pemulihan, OJK mencermati adanya penurunan mobilitas karena pemberlakuan PPKM Darurat yang dikhawatirkan dapat mempengaruhi laju pemulihan ekonomi ke depan,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso dalam keterangannya, Jumat (30/7)
ADVERTISEMENT
Dari sisi lembaga jasa keuangan non-perbankan, sektor asuransi melaporkan penghimpunan premi hingga bulan lalu sebesar Rp 31 triliun. Ini terdiri atas Rp 21,1 triliun asuransi jiwa serta asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp 9,9 triliun. Risk-based capital industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing 647,7 persen dan 314,8 persen, angkanya jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120 persen.
Bank BUMD Diminta Perbanyak Salurkan Kredit ke UMKM
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di sektor perbankan perlu untuk lebih berani menyalurkan kredit ke sektor UMKM. Sebab, bank BUMD dinilai memiliki potensi dan peluang yang lebih untuk turut memulihkan perekonomian.
Adapun berdasarkan data Bank Indonesia (BI), realisasi penyaluran kredit UMKM per Juni 2021 tumbuh 1,9 persen (yoy) menjadi Rp 1.035,2 triliun. Capaian ini meningkat dibandingkan Mei 2021 yang tumbuh 0,5 persen (yoy) menjadi Rp 1.024,4 triliun.
com-Bank BRI terus menyalurkan kredit mikro BRI yang terdiri dari KUR, Kupedes, dan Briguna Mikro. Foto: Dok. BRI
"Pada masa COVID-19 ini, BUMD harus cermat membaca sektor usaha mana yang paling dini dilonggarkan dari pembatasan mobilitas. Contohnya, BUMD perbankan harus melihat, mana sektor yang paling tepat untuk prioritas pemberian kredit. Contohnya adalah sektor manufaktur, konstruksi, dan pertanian,” kata Bhima.
ADVERTISEMENT
Bank BUMD, lanjut Bhima, memiliki peluang untuk menggarap segmen digital untuk mendapatkan pertumbuhan tinggi. Digitalisasi bisa dilakukan di berbagai segmen layanan. “Pastikan agar layanan tetap up to date dan sesuai kebutuhan nasabah,” katanya.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin, menjelaskan bahwa pihaknya mencetak laba bersih hingga Rp 552 miliar sepanjang tahun lalu. Menurutnya, kenaikan laba ini dilakukan dengan memperluas jaringan dan pemanfaatan digital.
“Laba kami tahun 2020, di Rp 552 miliar atau naik 107 persen. Saat COVID-19 muncul di Maret 2020, kami langsung mencari alternatif lain agar tetap tumbuh,” katanya.
Kini pun, kata dia, Bank Sumsel Babel terus memperkuat saluran digital. Layanan seperti mobile banking dan internet banking terus diperkuat.
ADVERTISEMENT
“Kami mencoba terus pahami keinginan nasabah, dan kami lakukan perubahan-perubahan.  Antara lain masuk ke layanan Laku Pandai yang banyak dibutuhkan sektor pertanian di desa, perkuat kanal-kanal digital, dan lain-lain,” jelasnya.
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti, mengatakan bahwa berdasarkan kategori kategori bank, pertumbuhan kredit ditopang oleh BPD dan bank BUMN, yang masing-masing mengalami pertumbuhan 6,73 persen dan 5,37 persen. Meski demikian, bank asing dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) masih mengalami tantangan dalam menyalurkan kreditnya, karena masih tumbuh negatif masing-masing minus 25,01 persen dan minus 2,90 persen.
"Untuk dua kelompok bank, bank BUMN sudah positif dan BPD juga. Memang ada tantangan dari bank asing dan bank swasta nasional yang masih terus kita dorong," tukasnya.
ADVERTISEMENT