Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
KTT ASEAN Bahas Kendaraan Listrik, KSP: Jangan Nanti ke Malaysia Tak Bisa Ngecas
5 September 2023 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
KTT ASEAN ke-43 yang berlangsung di Jakarta turut membahas pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan regional tersebut. Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, mengatakan seluruh pemimpin negara ASEAN berkomitmen memperluas ekosistem kendaraan listrik mulai dari hulu hingga hilir.
ADVERTISEMENT
"Kita akan bicarakan formatnya seperti apa, apakah itu hilir dengan hulu," kata Moeldoko di Media Center KTT ASEAN, JCC Senayan, Selasa (5/9).
Moeldoko yang juga Ketua Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) melanjutkan, pembahasan mengenai hulu kendaraan listrik akan fokus pada fasilitas charging mobil di masing-masing negara.
"Hulu berkaitan dengan sistem charging battery itu yang seperti apa kalau ada pergeseran kendaraan dari Malaysia melalui darat ke Indonesia menggunakan mobil listrik bagaimana itu. Nah itu seperti itu kesepakatan-kesepakatan itu akan disampaikan," terang Moeldoko.
Sementara di bagian hilir, pembahasan akan fokus kepada pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Serta membahas projek investasi pabrik baterai kendaraan listrik.
Sebelumnya, Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) Anindya Bakrie melihat peluang ASEAN sangat besar sebagai pusat produksi kendaraan listrik (EV) global. Optimisme itu tercermin dalam ketersediaan bus listrik dari perusahaan Bakrie tersebut.
ADVERTISEMENT
Anindya mengatakan, negara lain seperti Vietnam sudah sangat fokus dalam pengembangan kendaraan listrik dan sejenisnya. Dengan begitu, negara ASEAN diharapkan bisa saling berkolaborasi meskipun tetap bersaing.
“Di sisi lainnya kita melihat bahwa ASEAN seperti yang mungkin kita katakan pembicara lain, kita dapat menjadi pusat produksi (kendaraan listrik) luar biasa,” kata Anindya dalam Asean Business and Investment Summit di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (4/9).
Anindya mencermati dalam rantai pasok global, setidaknya Indonesia dapat memasok baterai untuk kendaraan elektrik untuk Asia maupun dunia. Untuk mencapai net zero emission 2060, pihaknya ingin melakukan peralihan sehingga target energi bersih dapat tercapai di tahun 2042.
“Semua bus listrik di luar itu adalah bus dari kami. Bahkan bus batch pertama, 52 bus telah mengangkut 15 juta orang menempuh jarak sekitar 3 juta km dan menghemat banyak hal,” ujarnya.
ADVERTISEMENT