Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke RI Naik 5,6 Persen di Juli 2023

Ilustrasi wisman asal India. Foto: Kemenparekraf

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Juli 2023 sebesar 5,66 persen secara bulanan (mtm), menjadi 1.122.950 kunjungan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan pada Juli 2023 terjadi kunjungan wisman melalui pintu masuk utama sebanyak 966,61 ribu, sementara melalui pintu masuk perbatasan sebanyak 156,35 ribu kunjungan.

Dibandingkan bulan Juni 2023, kata Pudji, terjadi peningkatan jumlah wisman baik melalui pintu masuk utama atau perbatasan yakni masing-masing sebesar 6,42 persen dan 1,20 persen.

"Dengan demikian jumlah kunjungan wisman ke Indonesia pada Juli 2023 sebanyak 1,12 juta kunjungan atau naik sebesar 5,66 persen secara bulanan dan naik sebesar 74,07 persen secara tahunan," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jumat (1/9).

Pudji menuturkan, secara kumulatif hingga Juli 2023 jumlah kunjungan wisman ke tanah air mencapai 6.31 juta kunjungan, meningkat sebesar 196,85 persen jika dibandingkan total kunjungan wisman pada periode yang sama tahun lalu.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini, di Kantor Pusat BPS, Senin (5/6/2023). Foto: Dok. BPS

Dengan demikian, kunjungan wisman hingga Juli 2023 terlihat lebih tinggi dari total kunjungan wisman sepanjang tahun 2022 yaitu mencapai 107,19 persen.

"Meskipun sudah lebih tinggi, total kunjungan wisman di Juli 2023 terlihat masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun 2019 atau pada kondisi sebelum pandemi," ungkap dia.

Pudji menjelaskan, kunjungan wisman terbanyak menurut kebangsaan berasal dari Malaysia sebanyak 156,7 ribu kunjungan atau 14 persen dari total, Australia mencapai 143,1 ribu dengan porsi 12,7 persen, lalu Singapura mencapai 109,9 ribu dengan porsi 9,8 persen.

Dia menyebutkan, faktor peningkatan kunjungan wisman di Juli 2023 disebabkan karena banyaknya acara internasional yang diadakan di beberapa wilayah seperti Bali dan Jakarta, serta juga adanya peningkatan frekuensi penerbangan langsung dari China ke Bali.

"Kemudian juga bersamaan dengan liburan musim panas di beberapa negara, khususnya di Eropa," pungkas Pudji.