Kurang 2 Tahun, Brand Sepatu Asal Tangerang Ini Ekspor ke Malaysia & Singapura

15 Februari 2023 19:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Produk sepatu DORKS di Foodlah Kuliner Hits, Rabu (15/2/2023).  Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Produk sepatu DORKS di Foodlah Kuliner Hits, Rabu (15/2/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
Tren menggunakan sepatu sneakers kian diminati masyarakat Indonesia. Hal ini membuat banyak bermunculan brand lokal yang memiliki kualitas tak kalah apik dengan brand luar negeri.
ADVERTISEMENT
Salah satunya, Dorks, brand sepatu asal Kabupaten Tangerang yang sudah berdiri sejak 31 Maret 2021. Owner Dorks, Arfan Najirun bercerita pemilihan nama Dorks sendiri diambil dari nama penggemar band Pee Wee Gaskins.
"Dorks terinspirasi dari saya dan abang saya suka band Pee Wee Gaskins. Kita coba-coba cari nama brand dan terinspirasi dengan Dorks dan Dorks ini di pencatatan merek atau HKI belum ada yang pakai sampai terbit sertifikat tidak ada kendala," ujar Arfan saat diwawancarai kumparan di Foodlah Kuliner Hits, Rabu (15/2).
Dengan usia Dorks yang masih baru di Tanah Air, mereka mampu memasarkan di pulau-pulau besar di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi hingga daerah-daerah terpencil lainya. Arfan mengatakan pasar Dorks juga sudah sampai ke Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
"Di 2023 kita sangat semangat untuk mencapai impian kita ekspor ke berbagai negara seperti Middle East dan Eropa," kata dia.
Ia menuturkan penjualan sepatu offline dengan sistem konsinyasi berkisar ratusan pasang sepatu per minggunya. Hal yang sama juga terjadi pada penjualan ekspor yang masih terjual ratusan pesan sepatu.
Pemilik DORKS, Arfan Najirun di Foodlah Kuliner Hits, Rabu (15/2/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Kendati demikian, Arfan menilai penjualan online di berbagai marketplace mampu tembus hingga ribuan pasang sepatu per hari. Momentum back to school, hari raya dan akhir tahun juga turut mendongkrak penjualan ribuan pasang sepatu.
Untuk itu, rata-rata omzet yang dihasilkan mencapai Rp 800 juta per bulan, sedangkan saat peak season Rp 1,2 miliar per bulan. Harga sepatu Dorks juga tergolong murah dengan kisaran antara Rp 100 ribu-Rp 500 ribu.
ADVERTISEMENT
"Harganya murah karena belum ambil margin yang tinggi. Kita hanya mengambil profit sekitar 5-10 persen saja," jelasnya.
Meski harga sepatunya murah, ia menjamin kualitas sepatu produksi Dorks sendiri baik dengan bahan baku yang sepenuhnya berasal dari dalam negeri. Sebab, proses produksi dari pemotongan bahan sampai selesai telah menggunakan teknik mesin. Tidak terkecuali dari cutting, sewing, assembling hingga finishing yang sudah melalui proses mesin.
"Dengan harga yang kita suguhkan sangat masuk untuk kocek kalangan muda dan milenial di zaman sekarang. Soal kualitas tidak usah ragu, karena proses pembuatan produk kita semuanya sudah menggunakan teknologi mesin pastinya sangat kuat dan aman juga didesain sebaik mungkin agar nyaman dipakai sehari," tambah Arfan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan banyak target dari sepatu sneaker adalah untuk kelas menengah. Sehingga, berdasarkan pengamatannya mulai dari 2020 ke belakang hanya kalangan atas saja yang mampu merasakan brand lokal. Namun, dengan hadirnya Dorks, semua kalangan bisa merasakan brand lokal atau ciptaan karya anak bangsa sendiri.
Produk sepatu DORKS di Foodlah Kuliner Hits, Rabu (15/2/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan

Berdayakan Masyarakat Sekitar

Arfan mengatakan sudah banyak kepala keluarga yang bisa merasakan rezeki dari Dorks ini. Adapun di dalam CV Triguna Mitra Abadi, ia mempunyai pekerja sekitar 40 orang terdiri dari ibu-ibu dan 80 orang terdiri dari anak muda.
ADVERTISEMENT
Ia melihat selama Dorks didirikan banyak ibu-ibu yang terbantu akibat pemutusan hubungan kerja (PHK). Ia juga masih bisa memberdayakan kemampuan mereka untuk membuat produk yang berkualitas dengan pengalaman yang dimiliki.
Produk sepatu DORKS di Foodlah Kuliner Hits, Rabu (15/2/2023). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
Tidak hanya itu, banyak anak muda yang direkrut untuk bergabung dengan Dorks. Mereka dididik sangat baik dan berkualitas dalam bekerja. Dorks sebagai UMKM sangat ingin berguna untuk mengurangi angka pengangguran di lingkungan di wilayah khususnya Kabupaten Tangerang.
Arfan membeberkan bahwa gaji para pekerjanya menyentuh Rp 8 juta per bulan. Pendapatan ini dinilai dapat menghidupi banyak kepala keluarga di daerahnya.
"Income sebagai UMKM atau brand lokal, Alhamdulillah kita bisa menghidupi keluarga sendiri bahkan banyak kepala keluarga yang bisa merasakannya," pungkasnya.