Laris Manis, KAI Pesan Lagi 6 Gerbong Kereta Sleeper Car ke INKA

31 Oktober 2018 7:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta Sleeper Resmi di Operasikan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kereta Sleeper Resmi di Operasikan. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) berencana meningkatkan kinerja bisnis KA Sleeper Car pada awal tahun 2019. Sejauh ini KAI telah menyediakan 4 unit KA Sleeper untuk rute Jakarta-Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kepala Humas KAI Agus Komarudin mengungkapkan pihaknya berencana untuk menambah lagi 6 unit gerbong KA Sleeper Car. Hal ini disebabkan karena layanan KA Sleeper Car banyak dinikmati masyarakat.
"Rencana akan tambah 6 kereta Sleeper yang jumlah seatnya 26 penumpang. Mudah-mudahan sudah bisa selesai dikerjakan INKA awal tahun 2019," ungkap Agus kepada kumparan, Rabu (31/10).
KAI sendiri mematok tarif tiket untuk kereta kelas luxury ini berkisar antara Rp 1,25 juta - Rp 1,35 juta terhitung sejak 1 Juli 2018. Pada masa percobaan sebelumnya, tiket KA Sleeper Car hanya dibanderol sebesar Rp 900 ribu.
Sejumlah fasilitas di Kereta Sleeper. (Foto: Instagram @keretaapikita)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah fasilitas di Kereta Sleeper. (Foto: Instagram @keretaapikita)
Hingga kini KAI mengklaim tingkat keterisian KA Sleeper Car mencapai 100 persen pada saat weekend untuk kapasitas beragam dari 18 - 26 penumpang. KA Sleeper Car membidik pasar menengah ke atas. Beberapa fasilitas menarik yang dapat difungsikan oleh penumpang antara laini kursi yang dapat direbahkan 170 derajat secara elektrik, sandaran kaki elektrik, nuansa lebih privat entertainment berupa TV 12 inchi dengan headset, USB charging power source, foldable food tray, bantal, selimut, tempat sampah, kaca, cup holder, serta free wifi.
ADVERTISEMENT
KAI berencana menambah rute KA Sleeper Car. Tak hanya ke Surabaya, tapi juga ke Yogyakarta, Semarang, dan Malang.
"Itu kita punya okupansi statis artinya naik turun penumpang, misal dari Malang atau Jakarta turun Yogyakarta kemudian dari Yogyakarta isi lagi, naik lagi kita, kan gitu hitungnya," sebutnya.