Layak Ditiru, Fasilitas Stasiun LRT Palembang Manjakan Warga Difabel

2 Agustus 2018 9:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Hari Pertama LRT Palembang Resmi Beroperasi (Foto: Pranamya Dewati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Hari Pertama LRT Palembang Resmi Beroperasi (Foto: Pranamya Dewati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kereta Light Rail Transit (LRT) Palembang yang resmi dioperasikan Rabu (1/8), memiliki 13 stasiun yang dinilai ramah difabel (penyandang cacat). Untuk itu, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai, stasiun tersebut harus menjadi model bagi pembangunan stasiun lainnya.
ADVERTISEMENT
“Sebagai sarana transportasi umum angkutan massal, LRT harus bisa diakses semua kalangan masyarakat. Termasuk warga difabel. Jadi memang harus ramah bagi mereka (kaum difabel),” katanya kepada kumparan, Kamis (2/8).
Dosen Unika Soegijapranata, Semarang, itu menilai mulai dari pedestrian yang sudah dilengkapi dengan alur khusus bagi mereka yang kurang awas melihat (rabun/low vision), hingga ke dalam ruang stasiun dan tempat berdiri penumpang di dekat LRT berhenti.
LRT Palembang dengan jalur masuk stasiun yang landai. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang dengan jalur masuk stasiun yang landai. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
Demikian juga dengan jalur penghubung pedestrian dan lantai dua, menurutnya, diupayakan landai dengan kemiringan kurang dari 10 derajat. Jalur khusus pejalan kaki yang cukup panjang dari pusat perbelanjaan, juga memiliki atap yang memberi kenyamanan.
LRT Palembang dilengkapi jalur pejalan kaki beratap. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang dilengkapi jalur pejalan kaki beratap. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
“Contoh seperti ini diharapkan nantinya juga ada di stasiun lainnya, yakni penghubung stasiun dengan gedung sekitarnya. Tidak hanya pusat perbelanjaan, bisa juga perkantoran atau pusat keramaian lainnya,” ujar Ketua Bidang Transportasi Darat di Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.
ADVERTISEMENT
LRT Palembang dilengkapi eskalator. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang dilengkapi eskalator. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
Di setiap stasiun, juga minimal ada anak tangga dan escalator. Escalator tidak hanya di dalam ruang stasiun, namun di luar bangunan stasiun juga disediakan. Di beberapa stasiun juga diberikan lift mulai lantai satu, seperti Stasiun Ampera. Tersedia halte bus untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan angkutan umum.
LRT Palembang dilengkapi fasilitas bagi warga difabel. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang dilengkapi fasilitas bagi warga difabel. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
Ruang cukup luas di lantai dua membuat suasana tidak begitu panas. Setiap stasiun LRT dilengkapi toilet, mushola, ruang kesehatan, ruang menyusui, ruang kepala stasiun yang berada di lantai dua. Tersedia ruang tunggu yang diperuntukkan penyandang keterbatasan (kursi roda), dan tempat duduk untuk wanita, dengan anak, wanita hamil dan lanjut usia.
LRT Palembang dilengkapi lift di stasiun. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang dilengkapi lift di stasiun. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
Juga ada lift, escalator dan anak tangga menuju lantai tiga. Di lantai dua ada loket pembelian tiket dan gate keluar masuk dilengkapi alat deteksi tiket menggunakan kereta. Sistem tiket elektronik digunakan untuk menggunakan kereta. Warga sudah mulai dibiasakan menggunakan uang elektronik. Kendati juga masih disediakan pembelian tiket dengan uang kertas.
LRT Palembang memiliki stasiun yang ramah difabel. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
LRT Palembang memiliki stasiun yang ramah difabel. (Foto: Djoko Setijowarno/Masyarakat Transportasi Indonesia)
Djoko juga mengapresiasi perbedaan warna dominan di setiap stasiun. Hal ini akan mudah dikenali oleh warga yang kurang pendengaran, sehingga kurang terbantu oleh pengumuman (announcement) di dalam gerbong kereta.
ADVERTISEMENT
Stasiun Bandara didominasi warna biru, Stasiun Asrama Haji hijau, Stasiun Punti Kayu biru, Stasiun RSUD abu-abu, Stasiun Garuda Dempo abu-abu, Stasiun Demang abu-abu, Stasiun Bumi Sriwijaya ungu, Stasiun Dishub biru, Stasiun Cinde kuning muda, Stasiun Ampera merah, Stasiun Polresta abu-abu, Stasiun Jakabaring kuning dan Stasiun DJKA oranye.