Libur Lebaran, PHRI Prediksi Tingkat Okupansi Hotel Naik 40 Persen

24 April 2023 16:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lonjakan jumlah pemudik pada momen Lebaran Idul Fitri 2023 memberi dampak positif bagi bisnis perhotelan. Tingkat okupansi (keterisian) kamar hotel di diprediksi meningkat mengalami lonjakan pemesanan selama libur lebaran Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Maulana Yusran, memperkirakan H+1 dan H+2 Lebaran atau 23 dan 24 April 2023 akan terjadi peningkatan okupansi hotel sekitar 30 hingga 40 persen dibandingkan hari biasa. Hal itu lantaran pada hari pertama Lebaran masyarakat masih disibukkan silaturahmi dengan keluarga.
"Untuk okupansi sebenarnya mulai dirasakan pada hari kedua dan ketiga lebaran 23-24 Kalau kita bicara okupansi. Kalau peningkatan masing-masing daerah itu bervariasi. Kalau bicara angkanya, sekitar 30-40 persen dari hari biasa," kata Yusran saat dihubungi kumparan, Senin (24/4).
Yusran mengatakan, sepanjang Ramadhan okupansi hotel masuk pada tingkatan low season setiap tahunnya, karena masyarakat yang mengurangi kegiatan. Hal itu akan berbeda jika bulan Ramadhan telah usai.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pintu masuk kamar hotel. Foto: Dragon Images/Shutterstock
Saat memasuki Lebaran, okupansi hotel justru akan kembali pada periode sebelumnya, atau bahkan mengalami peningkatan seperti saat periode peak season.
Yusran mengatakan, tingkat hunian atau okupansi hotel di wilayah tujuan mudik dan wisata meningkat tajam selama libur Lebaran. Yang mengalami lonjakan tingkatan okupansi berada di wilayah Jawa Timur, Yogyakarta, Bandung, Sumatera Barat, dan Lampung.
Meskipun begitu, Yusran mengatakan jumlah peningkatan okupansi tahun ini diperkirakan lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Sebab, libur bersama pada momentum Lebaran tahun ini tidak sepanjang dibandingkan tahun lalu yang mencapai 11 hari.
"Tahun lalu itu liburnya lebih panjang daripada tahun ini. kalau tahun ini itu panjangnya ke belakang, kalau tahun lalu 11 hari. Di setiap momentum lebaran itu, peningkatan okupansi itu berapa hari kita dapat peningkatan itu. itu yang paling penting," ujar Yusran.
ADVERTISEMENT
"Kalau tahun lalu itu kita bisa dapat 5 hari berturut-turut peningkatan itu terjadi. nah kalau tahun ini kita lihat hari kedua kan masih meningkat, apakah hari ketiga masih terjadi peningkatan, itu kan pertanyaannya," ujarnya.