LNG Domestik Jadi Andalan Transisi Energi, PGN Upayakan Sinergi soal Harga Beli

25 November 2024 13:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pengangkutan Liquefied Natural Gas (LNG). Foto: Dok. PGN
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengangkutan Liquefied Natural Gas (LNG). Foto: Dok. PGN
ADVERTISEMENT
Liquefied Natural Gas (LNG) menjadi salah satu sumber gas bumi yang paling bisa diandalkan sebagai jembatan transisi energi di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Sebagai Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk, mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas LNG yang ada di FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat untuk memenuhi kebutuhan domestik. Namun, harus ada sinergi yang baik untuk kebijakan harga LNG di dalam negeri.
“Karena sinergi dengan pemerintah, pengguna gas bumi dan stakeholder lain juga kami lakukan dalam rangka menciptakan kebijakan yang mendorong pasar gas bumi yang adaptif,” kata Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini, dalam keterangan resmi, Senin (25/11).
Ratih menjelaskan harga beli LNG domestik mengacu dengan realisasi harga minyak produksi domestik atau Indonesia Crude Price (ICP) yang ditetapkan oleh Menteri ESDM setiap bulan. Namun secara historis, harga beli LNG domestik cenderung stabil, jika dibandingkan JKM sebagai referensi harga market LNG Asia.
ADVERTISEMENT
“Kami memanfaatkan uncommitted kargo LNG domestik, optimalisasi fasilitas regasifikasi LNG untuk mengurangi defisit pasokan eksisting, serta menjalin kerja sama secara long term dengan penyedia LNG domestik untuk menjaga kelangsungan gas bumi,” katanya.
Ilustrasi pengangkutan Liquefied Natural Gas (LNG). Foto: Dok. PGN
Saat ini, PGN mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas LNG yang ada di FSRU Lampung dan FSRU Jawa Barat. Sebagai informasi, kebutuhan LNG PGN di tahun 2025 khususnya untuk Jawa Bagian Barat kurang lebih 22 - 25 cargo LNG (1 kargo kurang lebih setara dengan 8 - 10 BBTUD). Pasokan gas hasil regasifikasi LNG juga diperlukan sebagai balancer dari penurunan pasokan gas pipa eksisting, baik karena terjadinya gangguan pada sumur gas maupun adanya planned maintenance yang dilakukan oleh para pemasok gas.
ADVERTISEMENT
Puncak pemanfaatan gas bumi di negara berkembang termasuk Indonesia, diperkirakan terjadi pada tahun 2040-an. Sebagian besar akan dipenuhi melalui LNG. Selain itu produksi atas gas juga meningkat sesuai dengan discovery mayoritas gas projects yang ada di Indonesia.