news-card-video
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

LRT Jabodebek Dongkrak Harga Properti Hingga 45 Persen di Sekitar Stasiun

20 Maret 2025 18:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
VP Divisi LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi dalam Buka Bersama LRT Jabodebek dengan wartawan di Stasiun LRT Cawang, Jakarta Timur pada Kamis (20/3/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
VP Divisi LRT Jabodebek PT KAI Mochamad Purnomosidi dalam Buka Bersama LRT Jabodebek dengan wartawan di Stasiun LRT Cawang, Jakarta Timur pada Kamis (20/3/2025). Foto: Argya D. Maheswara/kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan LRT Jabodebek sebagai moda transportasi umum berdampak signifikan terhadap harga lahan dan properti di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
VP Divisi LRT Jabodebek PT KAI, Mochamad Purnomosidi, mengatakan bahwa harga tanah dan properti di area sekitar stasiun mengalami kenaikan hingga 45 persen, terutama di kawasan yang berada dalam radius 0,5 hingga 1 km dari stasiun.
“Jadi ini cukup menarik, cukup signifikan kenaikannya, hampir setengah, hampir 50 persen dari harga properti yang ada di sekitar stasiun LRT,” kata Purnomo dalam Buka Bersama LRT Jabodebek dengan wartawan di Stasiun LRT Cawang, Jakarta Timur pada Kamis (20/3).
Sementara itu, kawasan yang berada dalam radius 2 hingga 3 km dari stasiun juga mengalami peningkatan harga lahan dan properti, meski sedikit lebih rendah, yakni di kisaran 35 hingga 40 persen.
Selain berdampak pada harga properti, LRT Jabodebek juga diklaim mengurangi potensi kerugian akibat kecelakaan kendaraan pribadi hingga Rp 4,6 triliun per tahun.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sistem transportasi ini berkontribusi pada penghematan bahan bakar senilai Rp 114,5 miliar per tahun serta pengurangan emisi karbon hingga Rp 269 miliar per tahun.
Dampak positif lainnya adalah penghematan anggaran untuk perbaikan infrastruktur yang diperkirakan mencapai Rp 19,1 miliar per tahun.
Dengan adanya LRT sebagai bagian dari transportasi umum, kita melihat banyak potensi efisiensi, termasuk dalam pengurangan biaya perbaikan infrastruktur, tambah Purnomosidi.