Luhut Bicara Soal Pekerja Asing di RI: Karena SDM Kita Belum Siap

1 Juni 2021 12:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Ketua KPK Firli Bahuri usai menghadiri peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Stranas PK 2021-2022 di Gedung KPK, Selasa (13/4). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan bersama Ketua KPK Firli Bahuri usai menghadiri peluncuran Aksi Pencegahan Korupsi Stranas PK 2021-2022 di Gedung KPK, Selasa (13/4). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia mencapai 92.058 orang per Mei 2021. Para TKA tersebut bekerja pada kawasan industri hingga proyek infrastruktur seperti kereta cepat Jakarta-Bandung. Masih tingginya TKA asing bukan tanpa sebab.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, bila tenaga kerja lokal belum mampu mengikuti pesatnya perkembangan teknologi dan kebutuhan skill yang diminta. Maka dari itu, tahap awal, ia mengizinkan pekerja asing bekerja di Indonesia untuk sektor yang membutuhkan SDM mumpuni.
"Kenapa kita pakai tenaga asing. Sebenarnya enggak bisa tidak. Kita memang belum siap," kata Luhut dalam acara HUT ke-20 Yayasan Del di Gedung Sopo Del, Jakarta Selatan, Senin (31/5).
"Kalau Anda jujur. Mana sih ada Politeknik di Indonesia yang bagus dalam bidang teknologi selama kita merdeka? Hampir tidak ada. Kita buat, bersabar dan perlu terobosan," sebutnya.
Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan hadiri peringatan Hut ke-20 Yayasan DEL. Foto: Feby Dwi Sutianto/kumparan
Sambil mengizinkan TKA bekerja di perusahaan asing yang beroperasi dan berinvestasi di Tanah Air, pemerintah secara paralel membangun Politeknik teknologi. Politeknik dibangun pada setiap kawasan industri baru seperti di kawasan Morowali dan Wedabe di Sulawesi.
ADVERTISEMENT
Pembangunan pusat pendidikan itu untuk program transfer teknologi dan percepatan kesiapan SDM lokal yang membutuhkan waktu. Politeknik itu juga berkolaborasi dengan perusahaan asing di kawasan industri.
"(Mempersiapkan SDM) itu takes time, butuh 10 tahun kelihatan buahnya. Sekarang baru 5 tahun di Morowali, Politeknik sudah jalan. Sekarang Wedabe bikin juga," sambungnya.
Guna menjaga kualitas Politeknik tersebut, Luhut juga menggandeng para profesor senior dari kampus terbaik di Tanah Air untuk menjadi tenaga pendidik di sana.
Ia mengakui pembangunan Politeknik telah memperoleh restu Presiden Jokowi. Luhut optimistis, para lulusan Politeknik berbasis teknologi bakal siap mendukung produksi dan riset center pengembangan baterai litium untuk kendaraan listrik yang beroperasi awal 2024.
"Kita sedang kerjakan, sedang jalan 2023 akhir atau 2024 awal, Produksi litium baterai sendiri dan research center," ungkapnya.
ADVERTISEMENT