Luhut Gandeng BYD Investasi Kendaraan Listrik di RI, Jadi Momentum buat VKTR

29 Mei 2023 19:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) Anindya Novyan Bakrie di The Convergence Indonesia Jakarta, Senin (29/5/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Komisaris Utama PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) Anindya Novyan Bakrie di The Convergence Indonesia Jakarta, Senin (29/5/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan perusahaan raksasa mobil listrik BYD, di Shenzhen, Tiongkok, Kamis (25/5).
ADVERTISEMENT
Penandatanganan tersebut untuk menjajaki potensi investasi antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk dalam bidang mobil listrik. Selain Menko Luhut, beberapa pengusaha termasuk Anindya Bakrie, Pimpinan dan CEO BYD, Wang Chuanfu, juga hadir untuk menyaksikan tonggak sejarah tersebut.
PT Vektor Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) menyatakan dukungannya secara penuh terhadap rencana pemerintah yang berniat membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
"Saat ini kami mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Cina. Tahap selanjutnya, kami mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia dengan mitra perusahaan perakitan lokal yang berpengalaman di bidangnya,” kata CEO VKTR Gilarsi W Setijono dalam keterangan resmi, Senin (29/5).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut B. Pandjaitan, menghadiri penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara Republik Indonesia dengan Raksasa Mobil Listrik BYD di Shenzhen, Tiongkok. Foto: Dok. Kemenko Marves
VKTR telah menjalin kerja sama sejak 2018 dengan pihak BYD, dengan mendatangkan unit bus listrik yang kemudian menjadi bagian dari armada transportasi perkotaan di Indonesia. Saat ini, TransJakarta telah mengoperasikan sejumlah 52 bus listrik dengan merek BYD di mana seluruh unit tersebut dipasok dari VKTR.
ADVERTISEMENT
Bentuk kerja sama ini mencerminkan perusahaan untuk memperkuat dan mengembangkan kemitraan strategis dengan pelaku industri kendaraan listrik terbesar di dunia tersebut. Selain bus listrik, VKTR juga merambah bisnis EV Truck atau truk listrik. Potensi pasar truk di Indonesia terus bertumbuh.
“Data kami menunjukkan bahwa pada 2023 ini pasar EV truck diperkirakan melebihi 111.000 unit per tahun. Tren pertumbuhan di sektor tambang, sawit dan lain sebagainya terus menguat dibanding 2022. Indikator pertumbuhan juga terlihat di sektor logistik. Dengan banyaknya sektor yang mulai bergeliat, maka penjualan kendaraan niaga pun diperkirakan bakal sejalan,” tutur Gilarsi.
Jajaran direksi dan komisaris PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk dalam media gathering, Senin (29/5/2023). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
Saat ini, VKTR telah mulai menggunakan fasilitas KBLBB untuk unit bus di Tri Sakti, Jawa Tengah, dengan kapasitas perakitan 500 unit/tahun. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas ini menjadi lini manufaktur andal bagi KBLBB bus dan truk, dengan peningkatan kapasitas hingga lebih dari 3.000 unit per tahun. Dengan demikian, diharapkan Perseroan akan dapat memenuhi ketentuan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang ditetapkan pemerintah, dan menjadi produk nasional yang dapat kita banggakan bersama,” imbuh Gilarsi.
ADVERTISEMENT
Komisaris Utama VKTR Anindya Novyan Bakrie menegaskan prospek bisnis pengembangan ekosistem kendaraan listrik ini terbilang besar. Prospek ini didukung oleh adanya perubahan besar-besaran industri kendaraan global yang tengah mengalami transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan.
“VKTR akan berfokus dalam mengembangkan bisnis KBLBB di segmen kendaraan komersial seperti bus dan truk. Berdasarkan data, kebutuhan bus di kota Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga tahun 2030. Jika menghitung potensi di seluruh Indonesia, maka angka 10.000 unit ini dapat menjadi 20 kali lipat lebih besar,” ujar Anindya Bakrie.