Luhut Pastikan Kerja Sama Freeport dan Perusahaan China Rampung Minggu Depan

24 Maret 2021 17:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Marves Luhut Pandjaitan, berbincang dengan Menteri Energi UEA Suhail al Mazrouei. Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Marves Luhut Pandjaitan, berbincang dengan Menteri Energi UEA Suhail al Mazrouei. Foto: Instagram/@luhut.pandjaitan
ADVERTISEMENT
PT Freeport Indonesia (PTFI) dan perusahaan asal China, Tsingshan Steel tengah menjajaki kerja sama pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kedua perusahaan ini akan melakukan penandatanganan secara resmi minggu depan.
“Minggu depan kita akan tanda tangan pembangunan smelter di Wedabe, Freeport dengan Tsingshan,” katanya dalam live streaming CNBC TV Prospek Industri Minerba 2021, Rabu (24/3).
Luhut menerangkan, kerja sama kedua perusahaan ini menunjukkan adanya nilai tambah tembaga yang selama 52 tahun lebih tidak ada hilirisasi.
“Freeport itu 52 tahun Indonesia mana ada nilai tambah yang kita dapat. Mereka hanya ekspor raw material,” ungkapnya.
Menurut catatan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Freeport hanya akan mendanai 7,5 persen dari total kebutuhan investasi smelter tembaga tersebut senilai USD 2,5 miliar. Sementara itu, kapasitas smelter tembaga itu diperkirakan mencapai 2,4 juta ton konsentrat tembaga (input).
Suasana tambang emas Freeport Foto: REUTERS/Muhammad Adimaja/Antara Foto
Nantinya Tsingshan Steel tak hanya membangun smelter tembaga saja, melainkan memiliki kewajiban membangun hilirisasi. Proyek smelter tembaga ini akan menjadi bagian produksi lithium battery Indonesia pada tahun 2023.
ADVERTISEMENT
“Kita tahun 2023 akan memproduksi litium baterai dengan teknologi mutakhir NMC811,” tegas Luhut.
Luhut menjelaskan lebih rinci mengenai pembangunan smelter yang berada di Halmahera Tengah yaitu smelter nikel dan smelter tembaga. Secara keseluruhan terdapat lahan seluas 12.000 hektare (ha). Luhut berharap untuk smelter tambang mulai produksi tahun 2023, sementara untuk smelter nikel, “sekarang sudah produksi,” tutupnya.