Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Luhut Perketat Kedatangan dari LN, Sebut Negara Risiko Corona Tinggi, Mana Saja?
27 September 2021 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Luhut yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali menjelaskan, pengetatan tersebut dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 , khususnya dari negara-negara yang memiliki kecenderungan penularan yang tinggi.
"Kedatangan orang asing juga kami lakukan pengetatan untuk orang dari daerah-daerah yang kita anggap punya kecenderungan tinggi atau level 4, istilah kita," katanya dalam konferensi pers daring, Senin (27/9).
Ia menyebut sejumlah negara yang dinilai memiliki potensi penularan tinggi yakni Amerika Serikat dan Turki. "Terdapat beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Turki, itu juga dalam kategori cukup tinggi," imbuh Luhut.
Luhut juga memastikan proses karantina selama 8 hati untuk mereka yang baru datang dari luar negeri tetap dilakukan. Menurut dia, hal itu dilakukan atas saran epidemiolog.
ADVERTISEMENT
"Karena hasil epidemiolog, itu dua hari kelihatan reaksi kalau dia (seseorang) kena corona varian delta ini. Kita masih cukup oke dengan (ketentuan) itu," ujarnya.
Luhut mengatakan pemerintah pun tegas langsung melakukan karantina bagi mereka yang datang dari luar negeri, bahkan jika mereka datang dari daerah dengan tingkat penularan rendah.
"Dari Saudi Arabia juga tingkat di sana rendah, jadi dalam perjalanan kena, itu langsung kita bawa dikarantina. Jadi sekarang tidak diperiksa di airport, langsung bawa ke karantina," katanya.
Lebih lanjut, sebagai langkah antisipasi, pemerintah juga akan mengatur jadwal kedatangan penerbangan dari luar negeri. Hal itu dilakukan untuk mencegah penumpukan dan berpotensi menyebabkan penularan.
"Penerbangan yang datang dari luar negeri akan diatur kedatangannya supaya tidak terjadi penumpukan. Ini untuk menghindari juga hal lain," pungkas Luhut .
ADVERTISEMENT