Masih Rugi Rp 47 M di Semester I 2021, Kredit Bank Jago Naik 695 Persen

8 September 2021 19:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Bank Jago. Foto: Bank Jago
zoom-in-whitePerbesar
Logo Bank Jago. Foto: Bank Jago
ADVERTISEMENT
PT Bank Jago Tbk (ARTO) mencatat kenaikan penyaluran kredit hingga 695 persen di semester I 2021, dibanding periode yang sama di 2020. Kredit yang disalurkan di semester awal ini Rp 2,17 triliun.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan, jika dihitung secara kuartalan, kredit meningkat 68 persen. Kemudian jika ditarik dari posisi akhir Desember 2020 (year to date/ytd), kredit melesat 139 persen.
“Dari sisi nominal memang belum besar karena kami baru memulai ekspansi setelah rights issue II pada April 2021. Namun demikian, kami tetap bersyukur, selama pandemi, kami masih bisa mengoptimalkan fungsi intermediasi dengan tetap menjaga prinsip kehati hatian,” ujar Kharim dalam Public Exposure Online, Rabu (8/9).
Dia memastikan penyaluran kredit dilakukan dengan hati-hati. Terbukti dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level 0 persen.
Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Pertumbuhan kredit, kata dia, mengerek pendapatan bunga sebesar 289 persen (yoy). Dengan beban bunga yang hanya meningkat 46 persen, perseroan mampu membukukan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 423 persen menjadi Rp 139 miliar
ADVERTISEMENT
Namun biaya operasional meningkat 135 persen menjadi Rp 183 miliar yang berdampak pada perolehan laba di semester I 2021 yang masih merugi Rp 47 miliar. Tingginya biaya operasional, kata dia, karena basis teknologi Bank Jago yang tengah berkembang, sehingga perseroan terus mengalokasikan belanja modal untuk investasi IT, pengembangan aplikasi dan rekrutmen talenta baru.
“Jadi, kinerja kami belum positif karena faktor investasi. Kami menilai hal tersebut sebagai sesuatu yang wajar dan masih sejalan dengan perencanaan awal. Investasi ini tentu akan bisa dinikmati hasilnya di masa mendatang,” kata dia.
Kharim menjelaskan, jika dihitung secara kuartal, kinerja Bank Jago sebenarnya membaik. Pada kuartal I 2021, Bank Jago membukukan kerugian Rp 38 miliar. Dengan kenaikan kredit dan penempatan dana lebih dari hasil rights issue di instrumen produktif lainnya, kerugian dapat diperkecil menjadi Rp 9 miliar pada kuartal II 2021.
ADVERTISEMENT
“Data tersebut menunjukkan bahwa kinerja bank ini terus membaik dan semakin solid,” kata Kharim.
Sementara dari sisi aset, terdapat naik 491 persen dari menjadi Rp 10 triliun. Adapun ekuitas meningkat 538 persen dari Rp 1,3 triliun menjadi Rp 8,1 triliun. Dari sisi perolehan dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan 326 persen menjadi Rp 1,73 triliun.