Masyarakat Ekonomi Syariah Lebarkan Sayap ke Singapura, Dubes RI Jadi Pengurus

21 Juni 2021 12:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ir Suryopratomo di talkshow Pengambilan Keputusan dalam Situasi Darurat. Foto: Dok. SATGAS COVID-19
zoom-in-whitePerbesar
Ir Suryopratomo di talkshow Pengambilan Keputusan dalam Situasi Darurat. Foto: Dok. SATGAS COVID-19
ADVERTISEMENT
Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang diketuai Menteri BUMN, Erick Thohir, melebarkan organisasinya ke negeri jiran, Singapura. Dalam susunan kepengurusan MES Singapura yang dilantik Senin (21/6), terdapat nama duta besar (Dubes) RI untuk Singapura, Suryopratomo.
ADVERTISEMENT
Pelantikan pengurus MES Singapura dilakukan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, yang merupakan Ketua Dewan Pakar MES. Dalam kepengurusan itu, Dubes Suryopratomo ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pembina. Singapura menjadi kepengurusan MES yang ke-11 di luar Indonesia.
Suryopratomo mengatakan, Singapura merupakan negara yang punya potensi besar dalam ekonomi syariah. Meskipun bukan negara dengan mayoritas penduduk muslim, Negeri Singa itu punya kebijakan yang bagus serta menjadi penghubung dengan sejumlah negara yang punya kekuatan ekonomi syariah.
Menurutnya, penduduk muslim Singapura tercatat saat ini sekitar 5,6 juta. Di samping itu, Singapura punya sejumlah perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara maju.
Pelantikan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) periode 2021-2023 oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Setwapres
"Harapan semakin tinggi terutama dengan dikukuhkannya MES di Singapura. Singapura tak hanya pasar dengan 5,6 juta, tetapi mereka hub yang memungkinkan kita masuk jaringan pasar dan kemitraan lebih luas. Peluang ini dapat dimanfaatkan ke depan," jelas pria yang akrab disapa Tommy dalam rangkaian acara Road to ISEF 8th 2021 yang digelar BI, Senin (21/6).
ADVERTISEMENT
Sepanjang 7 bulan pengalamannya di Singapura, Dubes Suryopratomo menilai proteksi pemerintah terhadap masyarakat muslim yang cuma 14 persen sangat bagus. Terutama dalam jaminan pemenuhan hak mereka atas produk halal.
Sementara secara global, kata Tommy, kesadaran untuk mengkonsumsi produk halal semakin meningkat. Setidaknya sebanyak 25 persen atau setara 1,8 miliar penduduk dunia beragama Islam.
Atas dasar itu, menurutnya Indonesia sebagai negara muslim terbesar harus ikut andil sebagai produsen. Bukan cuma penyandang predikat konsumen terbesar di dunia.
"Diperkirakan ekonomi syariah nilainya sekarang ini USD 2 triliun dan berputar di sektor makanan, farmasi, kosmetik, travel dan juga rekreasi. Indonesia sebagai negara muslim terbesar harus bisa memanfaatkan itu," pungkas Ketua Dewan Pembina Masyarakat Ekonomi Syariah perwakilan Singapura itu.
ADVERTISEMENT