Mau Investasi di Saham Unicorn? Cermati Dulu Saran Para Analis

29 Juli 2021 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham saat merebaknya wabah COVID-19 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
zoom-in-whitePerbesar
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham saat merebaknya wabah COVID-19 di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
ADVERTISEMENT
Ada peluang investasi baru di pasar modal, seiring akan masuknya unicorn ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Bukalapak menjadi unicorn (startup teknologi dengan valuasi USD 1 miliar) pertama, yang akan melantai di bursa saham pada 6 Agustus 2021.
ADVERTISEMENT
Menyusul Bukalapak, GoTo yang merupakan hasil merger Gojek dan Tokopedia, juga akan menjual sahamnya di bursa pada kuartal IV 2021. GoTo lebih raksasa dari Bukalapak, karena sudah masuk kategori decacorn atau valuasinya melampaui USD 10 miliar.
Yang menjadi catatan, startup teknologi raksasa itu masuk bursa dalam kondisi keuangan perusahaan masih rugi. Tapi target dana yang diraih dari penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tak tanggung-tanggung. Bukalapak misalnya menargetkan Rp 21,9 triliun. GoTo dikabarkan lebih besar lagi.
Apakah saham startup teknologi layak dikoleksi untuk investasi? Ini kata para analis:

William Surya Wijaya, CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas

Soal prospek atau tidaknya saham startup teknologi, William belum bisa memastikan karena masih adanya unsur spekulasi. “Pasti bagus atau tidak bagus itu tidak bisa karena IPO sifatnya selalu spekulatif tapi yang kita lihat adalah prospek,” kata William saat dihubungi kumparan.
ADVERTISEMENT
William menyoroti prospek marketplace ke depannya yang juga berencana IPO. Ia menganggap saat ini masyarakat atau perusahaan sudah banyak yang bisa bergerak mengembangkan bisnisnya tanpa bantuan marketplace tersebut. “Saya lihat prospeknya seperti itu. Saya tidak bilang ini jelek, ini bagus. Jadi silakan investor menilai,” ujarnya.

Mino, Analis Saham dari Indopremier Sekuritas

Mino menilai, penawaran awal saham BUKA yang didominasi oleh investor ritel, kemungkinan bakal ada aksi koreksi pada harga saham perusahaan tersebut setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Penyebabnya, karena ada aksi ambil untung (profit taking) karena investor ritel cenderung berinvestasi untuk jangka pendek.
"Memang ada peluang koreksi di awal IPO, tapi bisa juga masih naik karena minat yang cukup tinggi dan kemungkinan besar tidak semua yang melakukan pemesanan awal mendapatkan sahamnya jadi mereka melakukan pembelian di pasar sekunder," katanya dia kepada kumparan.
ADVERTISEMENT

Lucky Bayu Purnomo, Analis Saham dari LBP Institute

Lucky memberi tips untuk jaga-jaga agar tidak boncos, investor harus menentukan batas kenaikan harga saham minimal 20-23 persen. Sebab, jika sudah 25 persen akan otomatis auto rejection atas (ARA) 25 persen.
"Dengan potensi profit taking, Bukalapak kan ditawarkan di harga Rp 750 hingga Rp 850 per saham, maka strateginya investor harus siapkan toleransi untuk mencapai kenaikan harga itu, sekitar 20-23 persen," ujar dia.

Regina Fawziyah, Analis Erdikha Elit Sekuritas

Kelas Investasi episode 4, membahas prospek saham unicorn. Foto: kumparan
Regina mengungkapkan beban yang dikeluarkan Bukalapak cukup besar terutama untuk marketing atau pemasarannya. Sehingga secara laba operasi Bukalapak masih mencatatkan loss atau rugi sebesar Rp 1,84 triliun dari revenue Rp 1,35 triliun.
"Kemudian potensi cuan apabila membeli saham Bukalapak? Bukalapak ini kan merupakan salah satu perusahaan e-commerce yang sudah melantai di bursa baru-baru ini. Posisi Bukalapak berdasarkan market share jika dibandingkan dengan perusahaan sejenisnya yakni berada di posisi ke-4 setelah Tokopedia," kata Regina.
ADVERTISEMENT
Regina menganggap harga yang ditawarkan Bukalapak saat IPO terhitung mahal. Meski begitu, ia merasa masyarakat tetap bakal banyak tertarik mengoleksi saham Bukalapak.
Nah, kalau masih bimbang untuk ikut beli atau lepas saja peluang dari saham unicorn yang akan IPO, kamu perlu ikut Kelas Investasi yang akan membahas soal kelayakan mengoleksi sahamnya. Akan hadir Co-founder Ngertisaham, Frisca Devi Choirina, untuk membahas topik itu secara live di instagram kumparan pada Jumat, 30 Juli 2021 pukul 19.00 WIB.