Mau Jadi Bank Digital, Begini Kinerja Bank Artos

14 Oktober 2019 17:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Public Expose PT Bank Artos Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Public Expose PT Bank Artos Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10/2019). Foto: Nurul Nur Azizah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Bank Artos Indonesia Tbk (ARTO) yang 51 persen sahamnya baru saja dibeli Patrick Walujo dan Jerry Ng, akan memperkuat layanan digital. Masuknya pemilik baru ke ARTO, sempat memunculkan spekulasi bank itu akan menjadi Gojek Bank. Pasalnya, Patrick merupakan pendiri perusahaan investasi, Northstar Group, yang merupakan investor awal Gojek.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana kinerja keuangan bank tersebut? Bank Artos mencatatkan total aset senilai Rp 694,1 miliar per semester I 2019. Jumlah itu naik sebesar 4,43 persen dibandingkan 31 Desember 2018.
“Total aset perseroan tercatat sebesar Rp 694,12 miliar, tumbuh sebesar 4,43 persen dibandingkan dengan posisi 31 Desember 2018 sebesar Rp 664,67 miliar,” ujar Direktur Utama ARTO Deddy Triyana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/10).
Deddy menambahkan, hingga semester I tahun 2019 outstanding kredit tercatat sebesar Rp 375,06 miliar. Untuk menjaga kebutuhan likuiditas dan perbaikan rentabilitas (perbandingan antara laba dengan aktiva), kata dia, total penghimpunan dana terjaga pada posisi Rp 578,71 miliar.
“Rasio-rasio juga terjaga baik dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) 16,02 persen, NIM (Net Interest Margin) 3,16 persen, LDR (Loan to Deposit Ratio) 68,33 persen, dan NPL (Non Performing Loan) 3,93 persen,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, sejak Januari-Juni 2019, Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I tersebut masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 14,16 miliar, melebar 110 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,74 miliar.
Pertumbuhan kredit Bank Artos juga masih negatif. Hingga Juni 2019, bank tersebut hanya mencetak kredit senilai Rp 375,05 miliar, turun 18,89 persen dibandingkan perolehan akhir Juni 2018 sebesar Rp 462,40 miliar.
Deddy mengungkapkan, pada 30 September 2019 lalu perseroan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk akuisisi saham mayoritas, yaitu, melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas dengan HMETD (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu).
“PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) dan Wealth Track Technology Limited (WTT) bermaksud untuk mengambilalih saham yang mewakili tidak kurang dari 51 persen,” terangnya.
Ilustrasi Bank Artos. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Selain itu, Bank Artos juga tengah mengembangkan strategi sebagai bank digital. Awal tahun depan, pihaknya menargetkan bakal melakukan right issues agar bisa mendapat dana senilai Rp 1,5 triliun.
ADVERTISEMENT
“Prosesnya nunggu akuisisi dulu selesai. Kalau semua lancar diharapkan awal Januari 2020,” ujarnya.
Bank Artos saat ini memiliki delapan jaringan kantor yang berlokasi di Bandung, Jakarta, dan Tangerang. Perseroan menyediakan produk simpanan dana nasabah dan penyaluran kredit yang dilakukan secara konvensional.
Di Artos, ada ATM berbasis teknologi CHIP (terkoneksi dengan jaringan ATM Bersama, ALTO dan Prima) selain itu juga menyediakan layanan jaringan ATM Bersama, ALTO dan Prima)
Tak hanya itu, bank itu juga memiliki Sentra Pembayaran Tagihan Telepon, Flexi dan PLN, Fasilitas Penggajian Karyawan(Payroll System), Pelayanan Antar Jemput Transaksi (Pick Up Service) dan Safe Deposit Box (SDB).