Mau Tiru China, Kementerian BUMN Kaji Integrasi INKA dan KAI

27 Desember 2024 19:19 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo baru PT KAI Foto: Dok. Humas KAI
zoom-in-whitePerbesar
Logo baru PT KAI Foto: Dok. Humas KAI
ADVERTISEMENT
Kementerian BUMN terus mengkaji opsi merger atau penggabungan BUMN agar lebih efisien, terutama yang bisnis utamanya mirip. Selain BUMN karya, saat ini juga tengah dikaji integrasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Industri Kereta Api (INKA).
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan negara yang menjadi contoh model integrasi BUMN di sektor kereta api dalam negeri adalah China. Alasannya karena di China pengelolaan dan pembangunan kereta api tidak dijalankan oleh entitas yang sepenuhnya terpisah, melainkan menjadi bagian dari satu ekosistem bisnis.
"Karena di China, antara pengelola kereta api, cara railway dengan pembangun keretanya, HSRC (High-Speed Rail Corporation/kereta cepat) itu (dijalankan) satu ekosistem gitu," kata Tiko, panggilan akrabnya, di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Cinere, Depok, Jumat (27/12).
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi (kiri), Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kanan), dan Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Cinere, Depok, Jumat (27/12/2024). Foto: Ema Fitriyani/kumparan
Di China, ekosistem industri kereta cepatnya dijalankan dalam satu kesatuan oleh empat perusahaan yaitu China State Railway Group Co., Ltd. (China Railway) yakni BUMN yang bertanggung jawab atas operasi jaringan kereta api nasional China, CRRC Corporation Limited yakni bertanggung jawab untuk memproduksi kereta yang digunakan dalam jaringan kereta cepat, serta China Railway Construction Corporation (CRCC) dan China Railway Engineering Corporation (CREC) yakni perusahaan konstruksi utama yang membangun infrastruktur rel, jembatan, terowongan, dan fasilitas pendukung lainnya.
ADVERTISEMENT
Model seperti itu juga yang dinilai Tiko cocok untuk INKA dan KAI karena INKA saat ini juga sedang ada program membangun KRL (Kereta Rel Listrik) atau KRD (Kereta Rel Diesel).
"Jadi di Januari kita sudah ada prototipe-nya. Nah kalau INKA ini sebenarnya secara captive kan memang demand-nya kereta api besar. Nah cuman kita lagi lihat aspek keuangan maupun kemampuan INKA men-deliver dan mempunyai kualitas terbaik," jelas Tiko.

Kaji Integrasi Pelni dan Pelindo

Tiko juga mengungkapkan tengah mengkaji integrasi di BUMN kepelabuhanan antara PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry ke Pelindo. Tujuannya agar biaya transportasi laut, terutama logistik makin terjangkau.
"Supaya biaya logistik laut dan juga ekosistem transportasi penumpang di laut itu bisa semakin terintegrasi dengan jangkauannya semakin luas. Dengan begitu, biaya semakin murah buat para pelanggannya," jelasnya.
ADVERTISEMENT