Megawati Puji China Bikin Kemiskinan Jadi 0 Persen, Bagaimana dengan Indonesia?

29 Juni 2021 19:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:44 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat, pada 27 September 2017. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat, pada 27 September 2017. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri memuji China yang berhasil membuat angka kemiskinan menjadi 0 persen. Padahal, jumlah penduduk di sana mencapai sekitar 1,5 miliar. Pencapaian Tiongkok tersebut diperoleh saat Partai Komunis China berusia 100 tahun. Sementara China sendiri merdeka pada tahun 1949 atau 5 tahun setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan dan menjadi negara republik.
ADVERTISEMENT
"Saya bilang tadi RRC sekarang dia bisa mengatakan, lho, 100 tahun Partai Komunis dia declare ke dunia poverty [kemiskinan] 0 persen lho," kata Megawati secara virtual, Selasa (29/6).
Megawati merasa heran dengan kemampuan pemerintah Indonesia yang belum mampu mengatasi angka kemiskinan. Bahkan, ia menyebut upaya atau kebijakan mengatasi kemiskinan tidak banyak ada perkembangan.
Permukiman kumuh di Muara Baru, Jakarta Utara. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Lantas bagaimana data kemiskinan di Indonesia saat ini?

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat pada Maret 2020 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin RI saat ini tercatat sebanyak 26,42 juta orang.
Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 9,78 persen. Posisi ini meningkat 0,56 persen terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 persen terhadap Maret 2019.
ADVERTISEMENT
Data BPS juga menunjukkan, 70 persen kelompok masyarakat lapisan bawah atau berpendapatan rendah mengaku mengalami penurunan pendapatan selama pandemi COVID-19. Sementara untuk masyarakat berpendapatan tinggi, yakni di atas Rp 7,2 juta, sebanyak 30 persen mengaku pendapatannya berkurang selama pandemi.
Warga menerima uang Bantuan Langsung Tunai (BLT) karyawan korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Target Pemerintah RI Bikin Angka Kemiskinan 0 Persen

Pemerintah menargetkan angka kemiskinan bisa turun menjadi 0 persen di 2024. Untuk mencapai target tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berencana akan merombak sistem bantuan sosial atau bansos yang ada saat ini.
Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, nantinya hanya ada dua jenis bansos yang akan diberikan kepada masyarakat. Adapun saat ini bansos terdiri dari berbagai jenis, masing-masing daerah pun memiliki bentuk bansos yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Nantinya bansos dipaket hanya menjadi dua, program sembako plus bansos bersyarat untuk KK miskin, terutama untuk menghilangkan extreme poverty (kemiskinan ekstrem)," jelas Suharso dalam webinar CEO Forum, Kamis (21/1).