Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Melihat Pabrik Pengolahan Nikel Milik Antam di Pomalaa
8 Mei 2018 17:05 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Stainless steel yang kita gunakan saat ini seperti alat makan dan berbagai alat lainya terbuat dari mineral yang ada di alam, yaitu nikel. Untuk bisa menjadi sebuah sendok atau garpu stainless steel, nikel yang diambil dari dalam tanah diolah dulu menjadi feronikel.
ADVERTISEMENT
Kali ini kumparan (kumparan.com) berkesempatan untuk melihat proses pengolahan bijih nikel menjadi feronikel langsung dari pabriknya (smelter ) di Unit Bisnis Pengolahan Nikel (UBPN) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Pabrik pengolahan nikel ini salah satu smelter yang dimiliki PT Antam Tbk (ANTM).
“Lalu dipilah untuk dimasukkan ke dalam furnace (mesin pengolahan) yang ditambah dengan batu baru sehingga nikel terpisah dari oksidanya. Setelah itu, menghasilkan metal cair atau crude metal,” kata Nilus saat ditemui di Pomalaa, Selasa (8/5).
Setelah crude metal dihasilkan, lalu dimurnikan di mesin berbeda untuk menjadi feronikel. Feronikel cair yang dioleh menghasilkan dua produk, yaitu low carbon dan high carbon.
ADVERTISEMENT
“Kedua produk itu kemudian dicetak menjadi Feronikel dalam bentuk granule yang dieskpor menjadi sebagai bahan baku baja anti karat,” lanjutnya.
Nilus menyebutkan, tahun ini UBPN Pomalaa menargetkan produksi feronikel sebanyak 26 ribu metrik ton. Feronikel menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan usaha Antam selain emas dan bauksit.
Feronikel yang dihasilkan di sini diekspor ke berbagai negara seperti ke India, Korea Selatan, dan China. Selain feronikel, Antam juga mengekspor nikel dalam bentuk mentah atau bijih nikel (ore).