Menanti Pidato Jokowi Besok, Simak Sejumlah Target Ekonomi RI di 2022

15 Agustus 2021 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muasal Presiden Jokowi pidato menyebut Bipang Ambawang sebagai kuliner Lebaran. Foto: Youtube/Kementerian Perdagangan
zoom-in-whitePerbesar
Muasal Presiden Jokowi pidato menyebut Bipang Ambawang sebagai kuliner Lebaran. Foto: Youtube/Kementerian Perdagangan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Nota Keuangan 2022 pada Senin (16/8) atau menjelang hari kemerdekaan Indonesia. Target ekonomi menjadi salah satu yang dinanti dari pidato Jokowi.
ADVERTISEMENT
Apalagi, saat ini perekonomian Indonesia masih dibayang-bayangi atau dipengaruhi pandemi COVID-19. Sembari menunggu pidato Jokowi, berikut ini sejumlah target ekonomi Indonesia di 2022:

Sejumlah Target Ekonomi Indonesia di 2022

Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Menteri Keuangan Sri Mulyani sepakat untuk mengubah sejumlah asumsi dasar dalam kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal (KEM PPKF) 2022. Hal ini sesuai dengan perkembangan ekonomi global dan domestik di masa pandemi saat ini.
Perubahan terjadi pada indikator nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, minyak mentah Indonesia, lifting minyak dan gas. Sementara asumsi dasar makro lainnya tetap sama seperti KEM PPKF.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditetapkan sebesar Rp 13.900-14.800. Target kurs ini menguat dibandingkan sebelumnya di KEM PPKF 2022 sebesar Rp 13.900-15.000 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
"Untuk nilai tukar KEM PPKF Rp 13.900-15.000, kesepakatan Rp 13.900-14.800," ujar Wakil Ketua Banggar DPR RI Muhidin Mohamad Said dalam rapat paripurna, Selasa (6/7).
Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia atau ICP berdasarkan kesepakatan naik menjadi USD 55-70 per barel. Sebelumya dalam KEM PPKF sebesar USD 55-65 per barel.
Lifting minyak bumi menjadi 686.000-750.000 barel per hari (bph) dan lifting gas bumi sebesar 1.031-1.200 juta barel minyak ekuivalen per hari (BOEPD). Sebelumnya dalam KEM PPKF, lifting minyak bumi sebesar 686.000-726.000 bph dan lifting gas bumi 1.031-1.103 juta BOEPD.
Untuk pertumbuhan ekonomi tetap ditargetkan sebesar 5,2-5,8 persen. Begitu juga dengan laju inflasi sebesar 3 plus minus 1 persen, dan tingkat bunga Surat Utang Negara tenor sepuluh tahun sebesar 6,32-7,27 persen.
ADVERTISEMENT