Mendag Lutfi Minta ASEAN Kompak Respons Perkembangan Ekonomi Dunia

14 Mei 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat akan berangkat menuju ke Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi saat akan berangkat menuju ke Amerika Serikat di Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (10/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi meminta negara-negara di ASEAN harus kompak dalam merespons perkembangan ekonomi dunia. Ia menegaskan penguatan ASEAN merupakan kunci pertumbuhan ekonomi kawasan.
ADVERTISEMENT
Penegasan tersebut disampaikan Lutfi usai melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Menteri Perdagangan Internasional dan Industri Malaysia Dato’ Seri Mohamed Azmin Ali di hari kedua Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus ASEAN-Amerika Serikat pada 11-13 Mei 2022.
Pertemuan bilateral juga membahas persiapan pelaksanaan rangkaian Pertemuan Spesial ASEAN Economic Ministers (AEM) yang akan dilaksanakan pada 17 sampai 18 Mei 2022 di Bali, Indonesia.
Lutfi juga menyampaikan pembahasan kondisi ekonomi global antara lain terkait peningkatan proteksionisme era modern, peningkatan inflasi pascakonflik Rusia-Ukraina yang memicu krisis energi dan inflasi harga dunia, serta peningkatan ketidakpercayaan dunia terhadap sistem perdagangan multilateral yang telah memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dibahas juga berbagai agenda yang ditawarkan oleh negara-negara ekonomi besar seperti Indo-Pacific Economic Forum (I
PEF) oleh Amerika Serikat, European Union Indo-Pacific Strategy oleh Uni Eropa, Belt Road Initiatives (BRI) oleh Tiongkok, serta kebijakan seperti EU Green Deal dan UK Environmental Act (Due Diligence on Forest Risk Commodities).
Lutfi menekankan rantai pasok di ASEAN akan sangat terganggu di masa mendatang apabila tidak segera merespons berbagai perkembangan situasi ekonomi dunia yang terjadi dewasa ini.
“ASEAN perlu segera mengambil aksi nyata untuk memperkuat posisi sentralitas ASEAN melalui berbagai inisiatif berbasis proyek dan merevitalisasi ASEAN sebagai basis produksi dalam penguatan rantai pasok ekonomi di kawasan,” tegas Lutfi melalui keterangan resmi dari Kemendag, Sabtu (14/5).
ADVERTISEMENT
Lutfi memandang penguatan ekonomi harus berasal dari dalam ASEAN. Menurutnya ASEAN sudah memiliki berbagai inisiatif bersama yang perlu direvitalisasi seperti proyek pupuk Aceh ASEAN, proyek Urea ASEAN di Malaysia, proyek fabrikasi tembaga ASEAN di Filipina, proyek abu soda garam batu di Thailand, serta proyek vaksin ASEAN di Singapura.
“Untuk itu, ASEAN perlu meningkatkan proyek-proyek serupa di masa mendatang sehingga dapat memperkuat ketangguhan ASEAN terhadap berbagai agenda atau kebijakan negara lain yang dapat mengganggu rantai pasok di kawasan,” ungkap Lutfi.
Presiden Joko Widodo hadiri pertemuan para pemimpin negara-negara ASEAN dengan Wakil Presiden AS Kamala Harris di Departemen Luar Negeri AS, Washington DC, Jumat (13/5/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Pandangan Lutfi mendapat tanggapan positif dari Menteri Sorasak dan Menteri Azmin yang juga berpandangan sama. Menteri Sorasak, selaku ketua AEM tahun ini akan mendukung penuh pelaksanaan AEM Special Meeting yang akan dilaksanakan di Bali dan akan mengupayakan terbentuknya kesepakatan yang lebih konkret dari seluruh Menteri Ekonomi ASEAN dalam merespons perkembangan ekonomi global saat ini.
ADVERTISEMENT
Pada hari yang sama, Lutfi juga menghadiri kegiatan Indonesia Ministers Meeting with United States Business Leaders yang diinisiasi Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pertemuan ini menghadirkan 12 pimpinan perusahaan-perusahaan besar Amerika Serikat antara lain Microsoft, Cargill, P&G, Johnson&Johnson, Chevron, Exxonmobil, dan C4V.
Pada pertemuan tersebut, Lutfi menyampaikan Indonesia menargetkan untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah melalui pelipattigaan produk domestik bruto (GDP) per kapita dari USD 4,000 menjadi sekitar USD 12,500 pada periode 2038 sampai 2040.
Dalam mencapai target ini, peningkatan investasi infrastruktur secara masif menjadi kunci utama Pemerintah Indonesia. Untuk menunjang pencapaian tersebut, Indonesia mendukung keterbukaan akses pasar perdagangan internasional.
“Peningkatan investasi diharapkan dapat mendukung tujuan besar Pemerintah Indonesia untuk keluar dari status negara dengan pendapatan menengah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum,” tutur Lutfi.
ADVERTISEMENT