Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Mengintip Perjalanan 4 Tahun Transformasi Krakatau Steel
26 Oktober 2023 9:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sejak tahun 2018 memulai restrukturisasi dan transformasi. Hal ini dilakukan sebagai upaya Krakatau Steel agar dapat terus memberikan performa terbaiknya untuk kemajuan industri baja nasional. Periode empat tahun transformasi itu pun sejalan dengan dilakukannya transformasi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
ADVERTISEMENT
“Pembenahan Krakatau Steel dilakukan melalui restrukturisasi keuangan dan transformasi, baik dari model bisnis, efisiensi operasional, digitalisasi, SDM serta budaya perusahaan. Dari 2018, hingga saat ini sudah mulai terlihat perbaikan dari kinerja Krakatau Steel. Hal ini juga dapat terwujud di antaranya karena adanya dukungan dari Kementerian BUMN maupun dari para lenders,” kata Direktur Utama Krakatau Steel, Purwono Widodo, melalui pernyataan pers Rabu (25/10).
Transformasi Krakatau Steel, lanjutnya, diawali dengan restrukturisasi utang perusahaan. Pada 2019-2020 Krakatau Steel melakukan restrukturisasi utang sebesar USD 2,3 miliar atau setara Rp 35 triliun. Restrukturisasi utang tersebut dilakukan melalui bank yang termasuk dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) maupun bank swasta dan lembaga keuangan lainnya.
“Sejak dilakukannya restrukturisasi dan transformasi, Krakatau Steel telah mencapai perbaikan kinerja yang signifikan. Pada 2020 laba bersih Krakatau Steel mencapai sebesar Rp 351,3 miliar (USD 23 juta), kemudian meningkat di 2021 menjadi sebesar Rp 672,05 miliar (USD 44juta), dan USD 23 juta atau setara dengan Rp 351,30 miliar pada 2022,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Purwono menjelaskan, selain dari sisi perbaikan pendapatan dan laba bersih, Krakatau Steel terus melanjutkan inisiatif upaya efisiensi di segala lini sebagai bagian dari restrukturisasi dan transformasi. Di antaranya penurunan biaya energi hingga 46 persen, penurunan biaya utility sebesar 28 persen, penurunan biaya tenaga kerja sebesar 53 persen, penurunan biaya consumable hingga 64 persen.
Selain itu juga penurunan biaya utility non-produksi hingga 66 persen, penurunan biaya lain-lain sebesar 88 persen, penurunan variable cost sebesar 43 persen, dan penurunan fixed cost sebesar 58 persen.
Seiring perolehan laba bersih perusahaan dan restrukturisasi utang yang dimulai sejak 2019 hingga saat ini, Krakatau Steel telah melunasi utang sebesar Rp 10,9 triliun atau setara USD 718 juta. Adapun rincian pembayaran utang Krakatau Steel yang sudah dibayar hingga saat ini yaitu terdiri dari utang Tranche A sebesar Rp 423,1 miliar (USD 27,7 juta), Tranche B sebesar Rp 6,5 triliun (USD 430 juta), serta pembayaran pinjaman kepada Commerzbank AG sebesar Rp 3,9 triliun (USD 260 juta).
ADVERTISEMENT
“Selain restrukturisasi keuangan dan perbaikan kinerja, Krakatau Steel juga melakukan pembenahan dalam organisasi maupun digitalisasi. Restrukturisasi organisasi dilakukan melalui perampingan organisasi, delayering, maupun optimalisasi business process. Sedangkan transformasi digital kami lakukan dengan pengembangan digitalisasi melalui pengembangan platform marketplace produk baja, Digital Control Tower, maupun aplikasi pengembangan untuk mengoptimalisasi strategi penjualan,” ungkap Purwono.
Program restrukturisasi dan transformasi terus dilakukan hingga saat ini. Dengan dukungan Kementerian BUMN dan seluruh stakeholder terkait, perusahaan berkomitmen terus meningkatkan kinerjanya sebagai perusahaan yang sehat dan memiliki peran dalam kancah industri strategis nasional. Seiring dengan bertransformasinya Krakatau Steel dan membaiknya kinerja, perusahaan juga melakukan pembinaan serta pengembangan masyarakat sekitar dengan memberikan bantuan sosial dan lingkungan.
“Saat ini kami berfokus untuk terus berupaya menjaga performa Krakatau Steel terutama dengan sinergi bersama Krakatau Steel Group, lewat kontribusi positif pada proyek-proyek nasional seperti pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, proyek pipa baja minyak dan gas bumi, maupun proyek-proyek pengembangan strategis lainnya,” tutup Purwono.
ADVERTISEMENT