Mengintip Smelter Ausmelt Timah Pertama di ASEAN: Kapasitas Jumbo, Pasokan Minim

25 Agustus 2025 19:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Mengintip Smelter Ausmelt Timah Pertama di ASEAN: Kapasitas Jumbo, Pasokan Minim
Melihat dari dekat pengolahan konsentrat timah dan operasional TSL Ausmelt Furnace PT Timah (Persero) di Bangka Barat.
kumparanBISNIS
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Di antara negara yang termasuk dalam kawasan Sabuk Timah Asia Tenggara, Indonesia ternyata satu-satunya yang memiliki pabrik peleburan atau smelter timah berteknologi Ausmelt.
ADVERTISEMENT
Sabuk Timah Asia Tenggara telah lama menjadi ikon geologi regional. Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat, jalur ini merupakan bagian dari Indonesia bagian barat yang membentang dari Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, hingga Kepulauan Bangka Belitung.
Sejumlah studi terbaru bahkan menunjukkan kawasan Sabuk Timah Asia Tenggara tidak hanya kaya akan timah, tapi juga menyimpan potensi logam kritis masa depan seperti unsur logam tanah jarang atau rare earth element (REE) dan lithium.
Smelter timah berteknologi ausmelt pertama di ASEAN dimiliki PT Timah (Persero) Tbk (TINS). Anggota Holding BUMN Pertambangan MIND ID itu mengoperasikan smelter Top Submerge Lance (TSL) Ausmelt Furnace sejak awal tahun 2023.
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
kumparan berkesempatan melihat dari dekat operasional TSL Ausmelt Furnace yang berada di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu (23/8).
ADVERTISEMENT
Smelter yang menggunakan bahan bakar batu bara tersebut terdiri dari 5 lantai. Proses peleburan timah dilakukan di lantai 4, sementara ruang kontrol (control room) terletak di lantai teratas.
Peleburan bijih timah menggunakan api yang membara dengan suhu sekitar 300 derajat celsius. Setelah peleburan selesai, timah kemudian dicetak (casting) menjadi balok timah. Balok-balok timah disimpan di gudang penyimpanan sebelum akhirnya disalurkan kepada pembeli.
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Adapun sebelum dileburkan, bijih timah diolah terlebih dahulu di kawasan Pengolahan Mineral Site Muntok, tidak jauh dari smelter tersebut. kumparan melihat seluruh proses pengolahan mulai dari kedatangan pasir timah, pengeringan, pengayakan, pemisahan dari mineral ikutan, hingga menjadi konsentrat murni yang dipasok ke TSL Ausmelt Furnace.
Tidak hanya bijih timah, PT Timah juga mengolah mineral ikutan timah. Mayoritas mineral tersebut yakni Zircon, Ilmenite, dan Monazite. Setiap mineral memiliki fungsi masing-masing, terutama Monazite yang mengandung unsur logam tanah jarang (LTJ).
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Kendala Pasokan TSL Ausmelt Furnace
ADVERTISEMENT
Pembangunan TSL Ausmelt Furnace merupakan strategi PT Timah untuk menjawab tantangan yang dihadapi industri pertambangan timah saat ini, khususnya dalam memaksimalkan konsentrat timah kadar rendah.
TSL Ausmelt Furnace diharapkan mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar rendah mulai dari 40 persen Sn, dengan kapasitas produksi 40.000 ton crude tin per tahun atau 35.000 metrik ton ingot per tahun.
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, mengungkapkan satu-satunya kendala operasional smelter tersebut adalah dari sisi kuantitas pasokan.
Suhendra menyebut, realisasi produksi TSL Ausmelt Furnace saat ini masih di kisaran 30 persen dari total kapasitas smelter. Dengan begitu, masih banyak ruang yang bisa dioptimalkan ke depannya.
"Memang untuk smelter ausmelt kita itu, dari sisi kapasitas produksinya masih cukup besar. Tapi dari sisi supply atau pasokan kita ke situ masih kurang," ungkapnya saat berbincang bersama media di Pangkalpinang, Provinsi Bangka, dikutip Senin (25/8).
ADVERTISEMENT
Suhendra pun menilai, kapasitasnya yang besar tersebut harus bisa dioptimalkan perusahaan. Salah satu caranya dengan menggencarkan kinerja produksi timah oleh mitra.
Adapun PT Timah telah melibatkan unsur masyarakat untuk ikut mengelola Izin Usaha Pertambangan (IUP). Perusahaan tercatat menguasai 127 IUP timah dengan luas 288.716 hektare di darat dan 184.672 hektare di laut, dan tersebar di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung hingga Provinsi Kepulauan Riau.
"Padahal kapasitasnya besar sekali, ini yang harus dioptimalkan pasokannya itu, yang kita harapkan dari surat segala macamnya itu perjanjian mitra harus store sekian pasokannya," kata Suhendra.
Direktur Pengembangan Usaha PT Timah, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara, saat berbincang bersama media di Pangkalpinang, Provinsi Bangka, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Rencana Mengganti Batu Bara Jadi Gas
Di sisi lain, Suhendra mengungkapkan arahan dari jajaran komisaris PT Timah untuk mengganti bahan bakar TSL Ausmelt Furnace dari batu bara menjadi gas. Menurutnya, penggunaan gas bisa efisien dan rendah emisi karbon.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya itu bagus sekali untuk efisiensi, juga kemudian dari sisi emisi karbon. Tapi memang butuh proses, butuh waktu dan butuh biaya," jelas Suhendra.
Meski akan lebih mahal di awal, Suhendra menyebutkan beban biaya operasional smelter ketika menggunakan gas nantinya tidak akan terlalu jauh dari penggunaan batu bara.
"Kalau nanti pada akhirnya, karena kemarin secara hitung-hitungan kalau kita compare-kan antara gas dan batu bara ya tidak jauh beda," ujarnya.
Melihat pengolahan konsentrat timah hingga proses peleburan di TSL Ausmelt Furnace di Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat, Sabtu (23/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Ke depannya, dia mengatakan perusahaan belum ada rencana untuk menambah unit TSL Ausmelt Furnace, sebab masih berusaha mengoptimalkan yang sudah ada. Namun, dia mengakui teknologi ini bisa sangat menguntungkan terhadap efisiensi perusahaan.
"Kita optimalisasi dulu ya, yang jelas dari sisi teknologi yang dipakai di Ausmelt sudah advance, kalau itu memang bisa digunakan secara optimal akhirnya dari sisi produktivitas efektif, kemudian efisien, itu yang diharapkan," tandas Suhendra.
ADVERTISEMENT