Menko Airlangga Sebut Indonesia-Jepang Siapkan 175 MoU Energi Hijau

9 Mei 2025 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di kantornya, Selasa (6/5/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, di kantornya, Selasa (6/5/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Indonesia dan Jepang telah menyiapkan lebih dari 175 Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengembangan energi hijau di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan usai kunjungan Airlangga ke Jepang selama tiga hari, 7–9 Mei 2025.
“Sekarang Indonesia dan Jepang sudah menyiapkan 175 MoU, Pipeline of List of Project, di mana di dalam pipeline itu terdapat proyek-proyek pengurangan emisi menuju Indonesia Zero Emission 2060,” ujar Airlangga dalam konferensi pers daring, Jumat (9/5).
Ruang lingkup kerja sama tersebut mencakup sektor energi terbarukan seperti geothermal, pembangkit listrik tenaga surya, pengelolaan sampah menjadi energi (waste to energy), serta pengelolaan lahan gambut.
MoU ini merupakan bagian dari upaya kedua negara memperkuat hubungan dagang dan investasi, sekaligus mendorong transisi energi di Indonesia. Jepang sendiri menempatkan sektor energi hijau sebagai salah satu prioritas investasinya di kawasan Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Airlangga juga menyebutkan bahwa kerja sama energi antara Indonesia dan Jepang sudah mendapat dorongan sejak pertemuan Presiden Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Ishiba pada Januari lalu.
Sementara itu, Airlangga turut menyinggung kelanjutan proyek LNG di Blok Masela, Maluku, yang masih dalam proses pengembangan oleh konsorsium Inpex Corporation, Pertamina Hulu Energi Masela, dan Petronas Masela.
Meski bukan fokus utama, Airlangga menyebut Indonesia masih menagih komitmen Jepang terkait kelanjutan proyek tersebut.