Menperin Beberkan Upaya Kerek Industri Tekstil, Jaga Pasokan Bahan Baku-Vokasi

2 Oktober 2024 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Kemenperin
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Foto: Kemenperin
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan upaya pemerintah mendongkrak industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dalam negeri. Di antaranya adalah menjaga ketersediaan bahan baku, perluasan pasar, hingga penguatan SDM melalui program vokasi.
ADVERTISEMENT
“Guna meningkatkan kinerja sektor industri TPT, upaya yang perlu dilakukan antara lain adalah menjaga ketersediaan bahan baku, perluasan pasar, optimalisasi penggunaan produk dalam negeri, serta penguatan SDM industri yang kompeten,” ujar Agus dalam keterangannya, Rabu (2/10).
Untuk mencetak SDM yang mahir dalam menguasai teknologi kulit, karet, plastik dan produk turunannya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga menaungi Politeknik ATK Yogyakarta. Kampus Vokasi di bawah Kemenperin ini memiliki peminat yang tinggi tahun ini.
"Dari 149 mahasiswa terpilih, terdapat 2.230 pendaftar yang bersaing dengan ketat untuk mengikuti seleksi masuk Perguruan Tinggi Vokasi Kemenperin dengan rasio mahasiswa diterima adalah 1 : 14,9. Mereka yang masuk akan ditempa dan dipersiapkan menjadi tenaga kerja industri yang mempunyai kompetensi di bidang kulit, produk kulit, karet, dan plastik," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Masrokhan, menjelaskan penyelenggaraan pendidikan di Politeknik ATK Yogyakarta menggunakan pembelajaran sistem ganda (dual system) untuk menjamin lulusannya kompeten, link and match dengan kebutuhan industri, sehingga siap kerja.
Kondisi pabrik tekstil di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Foto: Kementerian Koperasi dan UKM
Masrokhan juga menjelaskan bahwa dengan kurikulum berbasis Industri 4.0, lulusan Politeknik ATK Yogyakarta juga akan lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan industri.
"Sebagai mahasiswa harus berperan aktif untuk mengembangkan diri dengan mengikuti organisasi, menemukan minat dan bakat, serta menjadi mahasiswa yang terbuka dan fleksibel dalam berperan aktif di kampus maupun di masyarakat," tutur Masrokhan.
Politeknik ATK Yogyakarta memiliki tiga program studi, yakni Teknologi Pengolahan Kulit, Teknologi Pengolahan Produk Kulit, hingga Teknologi Pengolahan Karet dan Plastik. Politeknik ini juga memiliki Teaching Factory menggabungkan pembelajaran praktis di lingkungan industri dengan pendekatan teori di kelas, hingga inkubator bisnis industri sebagai platform yang memberikan dukungan dan sumber daya kepada mahasiswa untuk mengembangkan dan mewujudkan ide-ide bisnis menjadi startup.
ADVERTISEMENT
Industri manufaktur, utamanya tekstil, tengah menghadapi masa sulit. Sejumlah perusahaan tekstil di Indonesia bahkan harus tutup pabrik, yang berimbas ke Putus Hubungan Kerja (PHK) buruh.
Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat sebanyak 15.114 buruh terkena PHK sejak Januari hingga 9 September 2024. Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) Ristadi mengatakan, PHK yang terjadi selama sembilan bulan ini karena perusahaan melakukan efisiensi dan penutupan.
"Berdasarkan catatan KSPN, perusahaan yang melakukan PHK selama sembilan bulan ini paling banyak ada di Provinsi Jawa Tengah," ujar Ristadi kepada kumparan, Selasa (1/10).