Menperin Tegaskan Lagi Impor KRL Bekas Opsi Terakhir

6 Maret 2023 18:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja kantoran saat akan menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (2/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja kantoran saat akan menaiki Kereta Rel Listrik (KRL) di Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (2/1/2023). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menegaskan impor KRL bekas menjadi opsi terakhir. Ini disebabkan Kemenperin mendorong tingkat komponen dalam negeri (TKDN) melalui produksi kereta lokal di PT INKA (Persero).
ADVERTISEMENT
"Salah besar (Kemenperin dukung opsi impor), padahal rilis saya impor (KRL) itu yang terakhir. Prioritas kebijakan kita bukan impor, impor tapi opsi di paling belakang barangkali." ujar Agus saat ditemui di Kemenko Marves, Senin (6/3).
Agus mengungkapkan Kemenperin mempermasalahkan perencanaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terhadap pengadaan gerbong. Ia meminta pengadaan impor KRL bekas tidak boleh terulang lagi.
"Perencanaan harus betul-betul baik, terstruktur, tersistematis jangka menengah dan panjang. Kami dari Kementerian Perindustrian sebagai pembina industri bisa siapkan, di satu sisi kita melihat ada kepentingan untuk memberikan pelayanan transportasi publik, maka nanti kita akan lihat semua kekuatan KCI dan INKA baik finansial maupun engineering," katanya.
Menperin mengaku akan melihat jumlah armada yang diajukan KCI apakah sesuai dengan yang disiapkan. Angka armada tersebut harus diaudit terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
"Mau tidak mau harus audit. Audit itu kita perintahkan cepat. Kalau audit itu mengatakan A, most likely kebijakan A. kalau audit itu kemampuan finansial dari KCI atau INKA begini, kita sesuaikan," imbuhnya.
Apabila hasil audit menunjukkan kebutuhan gerbong KCI, maka pemerintah akan menyesuaikan keuntungan. Jika kereta api yang masa operasionalnya selesai, maka pemerintah akan mendahulukan opsi retrofit.
"Itu yang kami lakukan adalah penyerapan tenaga kerja. Kalau ada kebutuhan kereta api pelayanan transportasi publik berdasarkan audit maka kami prioritaskan melalui retrofit, bukan impor," imbuhnya.
VP Public Relations PT KAI, Joni Martinus, menekankan impor KRL bekas sebagai kebutuhan mendesak. Adapun kebutuhan masyarakat terhadap angkutan masih tinggi.
"Khusus untuk KRL ya dan kebutuhan mendesak, karena sekali lagi ini terkait dengan kapasitas angkut untuk ketika tadi ada gerbong dipensiunkan. Kemudian kebutuhan masyarakat masih tinggi, itu kita harus bisa antisipasi itu," imbuh Joni di Loko Coffee Shop Bandung, Senin.
ADVERTISEMENT
Dia menjelaskan bahwa kapasitas angkut 1 gerbong dapat mencapai sekitar 175 orang. Apabila diakumulasikan satu rangkaian kereta secara simultan bolak-balik dapat mengangkut puluhan ribu penumpang.
Penolakan impor kereta bekas hanya akan mengganggu mobilitas masyarakat yang menggunakan KRL. Sebab, kapasitas angkutnya berkurang.
Masalah impor KRL bekas dikabarkan sedang dibahas di Gedung Kemenko Marves. Beberapa pejabat publik yang hadir antara lain Menperin Agus Gumiwang, Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal, dan Menteri BUMN Erick Thohir.