Mentan Kenalkan Skema Tanam Zig-zag yang Bisa Naikkan Hasil Panen

17 Oktober 2018 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mentan Amran Sulaiman di Kalimantan Selatan (Foto: Kementerian Pertanian)
zoom-in-whitePerbesar
Mentan Amran Sulaiman di Kalimantan Selatan (Foto: Kementerian Pertanian)
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian mendorong pemanfaatan lahan rawa untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian produktif. Lahan rawa dirancang agar dapat menunjukan berbagai inovasi dan teknologi pertanian berbasis rawa.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan lahan rawa memiliki kapasitas produksi yang cukup baik. Misalnya untuk komoditas jagung, dalam 1 hektare mampu memproduksi hingga 20 ton.
Amran menceritakan bahwa hasil perhitungan panen tersebut dilakukan langsung oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Banjarbaru beberapa waktu lalu. Pada saat yang sama, salah satu petugas BPS Banjarbaru turut ikut dalam tinjauan lahan jagung di Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) Banjarbaru.
"Tanggal 15 Oktober kita ukur kita dapatkan hasil 20,33 ton per hektare tongkol kemarin panen. Standarnya 14 ton per hektare kita coba ukur," ucap Amran bersama salah satu petugas BPS Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Rabu (17/10).
Pertanian di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertanian di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Peningkatan produktivitas tersebut ditopang melalui skema penanaman baru yang disebut zig-zag. Dalam skema penanaman zig-zag nantinya membuat sinar matahari yang menyinari tajuk jagung tidak terhambat. Dari pantauan di lapangan terdapat 4 tanaman jagung pada setiap 1 pola zigzag yang berukuran sekitar 75 cm x 12 cm.
ADVERTISEMENT
Selain skema zig-zag, dibutuhkan pemberian pupuk fosfat alam 1.000 kg per hektare, pupuk kandang 2.000 kg per hektare, kapur 1.000 kg per hektare, urea 450 kg per hektare serta KCL 100 kg per hektare.
"Sistem zig-zag punya teknologi pemupukan lahan rawa, bisa kita tingkatkan juga oleh varietasnya sehingga memiliki resposivitas tinggi," lanjutnya.
Pertanian di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertanian di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (Foto: Abdul Latif/kumparan)
Dengan demikian, Amran berharap ke depan akan ada banyak inovasi baru yang diterapkan melalui teknologi pertanian. Selain jagung, beberapa komoditas lain yang diprioritaskan seperti padi, kedelai, bawang merah dan cabai.
"Ini adalah full mekanisasi lahan pertanian skala besar," pungkasnya.