Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Edhy mengungkapkan, mereka meminta keringanan agar produknya dibeli dengan harga awal yang tidak ada keuntungannya yaitu Rp 35.000 per kilogram (kg). Padahal, harganya semula adalah Rp 75.000.
“Faktanya sekarang mereka sudah mengantongi untung Rp 20.000 per kilo udang dengan ukuran 40 ekor per kilo. Ini menunjukkan bahwa potensi ini tidak mengenal penyakit COVID-19,” kata Edhy saat acara Jakarta Food Security Summit 5 secara virtual, Kamis (19/11).
Edhy mengungkapkan, potensi komoditas tersebut cukup besar. Saat pandemi restoran boleh tutup dan negara bisa lockdown, tetapi rakyat tetap butuh makan. Sehingga sektor perikanan dan kelautan umumnya masih bisa bertahan.
“Italia di awal-awal pandemi COVID adalah negara pertama kali menutup diri, impor perikanan dari Indonesia tidak berhenti. Jadi memang kita sedang pandemi tapi pandemi menguji kita dan inilah peluang kita untuk membangkitkan ekonomi di sektor perikanan dan kelautan,” ujar Edhy.
ADVERTISEMENT
Edhy menjelaskan, potensi perikanan dan kelautan tersebut tetap harus digenjot khususnya di dalam negeri. Sehingga produksi dalam negeri bisa optimal. Untuk itu, ia meminta koordinasi semua pihak terkait agar bisa dimaksimalkan.
“Amanat dari Presiden Jokowi perbaiki komunikasi dengan seluruh stakeholder, seluruh nelayan. Ini artinya orang per orangan, berkelompok, dan korporasi. Maka ini jadi kunci dasar. Kedua optimalkan budi daya. Budi daya laut agar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya,” tutur Edhy.