Menyala Sri Mulyani, Pakai Kebaya Merah dan Sanggul Hadiri Upacara HUT RI di IKN

17 Agustus 2024 10:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Keuangan Sri Mulyani memakai kebaya merah saat HUT ke-79 RI di IKN. Foto: Instagram @smindrawati
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Keuangan Sri Mulyani memakai kebaya merah saat HUT ke-79 RI di IKN. Foto: Instagram @smindrawati
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menghadiri upacara Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan memakai kebaya merah lengkap dengan sanggul. Ia dan suaminya, Tonny Sumartono, memakai pakaian adat Sunda.
ADVERTISEMENT
“Hari ini saya akan mengikuti Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Nusantara yang perdana.. sebuah momen historis!,” tertulis dalam akun instagramnya, Sabtu (17/8).
“Kami pun mengenakan baju adat dalam mengikuti upacara kali ini. Ada yang tahu pakaian adat yang saya kenakan berasal darimana..?,” tambahnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memakai kebaya merah saat HUT ke-79 RI di IKN. Foto: Instagram @smindrawati
Upacara peringatan hari ulang tahun ke-79 Republik Indonesia tahun 2024 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini, upacara peringatan digelar di 2 tempat di Jakarta dan di IKN.
Presiden Jokowi akan mengikuti upacara di IKN. Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin di Jakarta.
Pemerintah telah menggelontorkan anggaran senilai Rp 87 miliar untuk Upacara HUT ke-79 di IKN, Kalimantan Timur. Anggaran jumbo ini belum termasuk perayaan HUT RI di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini kami menyiapkan anggaran Rp 87 miliar untuk perayaan 17-an di IKN," kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (13/8).
Isa menjelaskan anggaran HUT RI di IKN lebih besar ketimbang anggaran tahun lalu sebesar Rp 53 miliar. Kenaikan tersebut terjadi karena pengadaan alat-alat upacara baru di IKN.
"Kenaikannya memang terutama karena pengadaan alat-alat upacara yang baru di sana. Rincian biaya yang besar itu alat upacara, penyiapan sarana fisiknya, itu yang perlu dilakukan di tempat yang baru di sana," ungkap Isa.