Menyoal Ledakan Smelter Morowali, Pemerintah Dinilai Pentingkan Investor

27 Desember 2023 8:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di pabrik PT ITSS usai kebakaran tungku smelter No. 41 di Morowali, Minggu (24/12/2023). Foto: PT ITSS
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di pabrik PT ITSS usai kebakaran tungku smelter No. 41 di Morowali, Minggu (24/12/2023). Foto: PT ITSS
ADVERTISEMENT
Kasus kecelakaan kerja yang terjadi di pabrik smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT ITSS) di Kawasan Industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menelan 18 korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai meledaknya tungku smelter PT ITSS semakin membuktikan investor mengabaikan mining safety standard.
“Ada indikasi bahwa Pemerintah lebih mementingkan kepentingan investor ketimbang keselamatan kerja karyawan,”kata Fahmy dalam keterangannya dikutip, Selasa (26/12).
Menurut dia, penerapan standar K3 seharusnya mengacu pada standar International, bukan standar Nasional maupun standar China. “Investor China biasanya cenderung minimizing cost, termasuk mining safety cost,” tambah dia.
Sehingga, pemerintah dinilai perlu memberlakukan safety International standar dengan zero accidents kepada seluruh investor, termasuk investor China. Jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan saefty system.
“Lalu secara reguler diadakan safety audit untuk memastikan bahwa safety system bekerja sesuai safety standar,” tutur Fahmy.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Divisi Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, mengemukakan perkembangan terbaru hingga pukul 16.15 WITA, diketahui situasi di lokasi kejadian sudah terkendali.
Tercatat korban yang meninggal dunia berjumlah 18 orang. Di antaranya 10 orang tenaga kerja Indonesia dan 8 tenaga kerja asing asal Tiongkok. Sementara yang masih diberikan perawatan medis sebanyak 41 orang.
Ledakan tungku smelter milik PT ITSS, Minggu (24/12/2023). Foto: Dok. Istimewa
Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. "Kami juga telah menyerahkan 1 jenazah korban kepada keluarga korban," jelas Dedy.
Menurutnya, tungku smelter No. 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi. Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa. "Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya," ujar Dedy.
Saat ini, tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali.