Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Bukan cuma Indonesia yang sedang menyiapkan ibu kota baru , Mesir juga melakukan hal yang sama. Bahkan, proyek pembangunan ibu kota baru Mesir sudah digagas sejak 2015 silam.
ADVERTISEMENT
Lokasi ibu kota baru itu awalnya adalah kawasan gurun di wilayah timur Kairo. Letaknya di koridor antara Kairo dan Laut Merah, sehingga secara transportasi sangat strategis karena terhubung dengan rute perkapalan.
Lucunya, Middle East Monitor pada Rabu (17/3) melansir Reuters, menyebut ibu kota baru ini masih belum punya nama. "Adapun ibu kota baru yang belum dinamai itu, masih disebut sebagai New Administrative Capital," tulis Middle East Monitor.
Seperti juga yang terjadi di Jakarta, salah satu pertimbangan pemerintah Mesir membangun ibu kota baru adalah karena Kairo juga dianggap sudah terlalu padat penduduk. Konsekuensinya, lalu lintas kota macet dan beban sosial Kairo terlalu berat.
Pemerintah Mesir memprediksi populasi Kairo dalam 40 tahun mendatang bakal mencapai 36 juta jiwa atau dua kali lipat dari jumlah saat ini. Sementara lokasi ibu kota baru yang luasnya sekitar 700 kilometer persegi, dirancang hanya akan dihuni oleh 5 juta penduduk.
ADVERTISEMENT
Selain kantor pemerintahan, kantor kedutaan dan perwakilan negara asing juga akan pindah ke lokasi baru. Demikian juga akan dibangun 2.000 sekolah, kampus, dan 600 fasilitas kesehatan.
Proyek pembangunan ibu kota baru Mesir yang digagas sejak 2015 itu, diperkirakan akan menelan dana USD 45 miliar atau lebih dari Rp 600 triliun. Untuk pendanaannya, Mesir mengundang investor-investor asing dari Kuwait, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Proyek pembangunan ibu kota baru Mesir itu disiapkan rampung dalam 5 hingga 7 tahun. Artinya, proyek tersebut seharusnya mulai mendekati selesai pada 2021 ini. Tapi gara-gara pandemi COVID-19, seperti juga pembangunan ibu kota baru Indonesia di Kalimantan Timur, pembangunan ibu kota baru Mesir juga tersendat.
ADVERTISEMENT
Apalagi investor terbesar proyek itu dari Uni Emirat Arab, yakni Capital City Partners yang dipimpin Mohamed Alabbar, menarik diri dari proyek tersebut. Mohamed Alabbar sebelumnya dikenal telah membangun gedung tertinggi dunia, Burj Khalifa di Dubai.
Rencana Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi untuk mulai memindahkan pegawai negeri sipil (PNS)-nya pada 2020 lalu pun tertunda. Mutasi pegawai pemerintah dari Kairo ke ibu kota baru Mesir, ditargetkan mulai berjalan Juli 2021 ini.