Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
MIND ID Jajaki Kerja Sama Proyek Smelter Alumina dengan BUMN Arab Saudi
17 April 2025 15:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini menyusul kunjungan Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef, ke Indonesia pada 15 April 2025. Pada kesempatan tersebut, Bandar Al-Khorayef juga melakukan diskusi tingkat tinggi dengan perwakilan MIND ID.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, mengatakan pihak Arab Saudi tertarik untuk bekerja sama lebih lanjut di bidang pertambangan dengan Indonesia.
Salah satunya berkaitan dengan komoditas aluminium, logam ringan yang diolah dari bijih bauksit. Sebab, Ma'aden juga tengah fokus mengembangkan produk tersebut.
Dilo mengatakan Ma'aden ingin menjadikan perusahaan Emirates Global Aluminum (EGA) menjadi pusat atau hub aluminium di kawasan tersebut. Untuk itu, mereka membutuhkan pasokan bauksit salah satunya dari Indonesia.
Namun, karena Indonesia tidak bisa lagi mengekspor mineral mentah termasuk bijih bauksit, maka MIND ID mengajak perusahaan tersebut untuk mengembangkan proyek Smelter Grade Alumina.
ADVERTISEMENT
"Dia butuh sebenarnya bauksit dari kita. Saya bilang enggak bisa. Bauksit kita tidak diekspor. Kalau alumina yang sekarang mau dibeli, sorry sudah habis dibeli sama orang semua, kalau mau yuk kita buat smelter grade alumina," kata Dilo saat diskusi di Jakarta, Kamis (17/4).
Saat ini MIND ID sudah memiliki Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek SGAR ini terbagi ke dalam 2 fase yang masing-masing memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun.
Dilo tidak menjelaskan dengan rinci rencana pengembangan smelter alumina baru bersama BUMN Arab Saudi tersebut, baik dari lokasi maupun kebutuhan investasi dan sumber pendanaannya. Sebab masih dalam proses penjajakan.
Meski begitu, Dilo mengakui Indonesia masih memerlukan tambahan smelter alumina untuk memenuhi kebutuhan pasar. Menurutnya, Indonesia paling tidak membutuhkan pasokan 2-2,5 juta alumina per tahun.
ADVERTISEMENT
"Kita itu gapnya itu sekarang itu 1 juta ton aluminium, itu artinya butuh paling enggak sekitar 2-2,5 juta alumina. Belum untuk kebutuhan ekspornya aluminiumnya," jelas Dilo.
"(SGAR Fase 1) Mempawah 1 juta, nah kalau 1 juta lagi yang dikembangin ini (SGAR Fase 2) itu pun masih kurang, artinya mesti tambah lagi kalau memang dibutuhkan," tambahnya.
Sebelumnya, MIND ID menyambut kunjungan resmi H.E. Bandar Al-Khorayef, Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Kerajaan Arab Saudi, di Jakarta pada 15 April 2025.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, bersama Wakil Direktur Utama Dany Amrul Ichdan, memimpin penyambutan dan diskusi tingkat tinggi. Pertemuan ini berfokus pada penguatan kerja sama dalam pengembangan hilirisasi dan transformasi industri pertambangan.
ADVERTISEMENT
“Indonesia dan Arab Saudi berada di titik penting dalam mendefinisikan ulang ekonomi mineral. Di MIND ID, kami meyakini bahwa kolaborasi adalah kunci untuk membuka potensi penuh dari kekayaan mineral kita," kata Maroef dalam keterangan resmi.
Arab Saudi, melalui peta jalan ambisiusnya Vision 2030, ingin menjadikan sektor pertambangan sebagai pilar utama diversifikasi ekonomi. Menteri Al-Khorayef mengungkapkan bahwa cadangan mineral terbukti di sana meningkat sebesar 90 persen dalam lima tahun terakhir.