Minyak Dunia Memanas, Pertamina Diminta Naikkan Harga BBM Pertamax

10 Februari 2022 14:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertamina menyiagakan 2 Unit Mobile Storage di 2 lokasi SPBU untuk mengoptimalkan pelayanan dan memastikan kehandalan distribusi di 17 SPBU di wilayah Mamuju dan Majene Sulawesi Barat. Foto: Pertamina
zoom-in-whitePerbesar
Pertamina menyiagakan 2 Unit Mobile Storage di 2 lokasi SPBU untuk mengoptimalkan pelayanan dan memastikan kehandalan distribusi di 17 SPBU di wilayah Mamuju dan Majene Sulawesi Barat. Foto: Pertamina
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga minyak dunia lagi memanas. Hari ini, Kamis (10/2), minyak jenis Brent seharga USD 91,48 per barel dan sempat menyentuh USD 94 per barel di awal pekan ini yang merupakan level tertinggi sejak 2014.
ADVERTISEMENT
Kementerian ESDM juga melaporkan rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) terkerek menjadi USD 85,89 per barel sepanjang Januari 2022, naik dibandingkan Desember 2021 sebesar USD 73,36 per barel.
Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan, menilai dengan melambungnya harga minyak dunia dan ICP, PT Pertamina (Persero) perlu menaikkan harga BBM jenis umum seperti Pertamax. Menurutnya, kenaikan harga minyak mentah saat ini bisa menjadi momentum agar keuangan tak boncos, sebab sudah dua tahun Pertamina tidak pernah menyesuaikan harga BBM Pertamax.
"Jika Pertamina terus bertahan dengan kondisi saat ini, saya yakin sekali akan membuat keuangan mereka menjadi tertekan mengingat Pertamax merupakan BBM Umum yang tidak mendapatkan kompensasi apa-apa dari pemerintah," ujar Mamit dalam keterangan tertulis, Kamis (10/2).
ADVERTISEMENT
Pertamina tercatat terakhir kali menaikkan harga BBM Pertamax dan Pertalite pada Februari 2020. Di sisi lain, harga minyak dunia terus mengalami kenaikan sejak Juni 2020. Melihat kondisi ini, kata dia, Pertamina bisa mengalami kerugian yang cukup dalam.
Menurut Mamit, harga minyak dunia yang sempat menyentuh level tertinggi awal pekan ini dipastikan akan memberikan tekanan kepada Pertamina terutama sektor hilir.
Seorang pedagang merapihkan selang pompa di stasiun pom bensin mini. Foto: REUTERS / Willy Kurniawan
“Oleh karena itu, saya mendorong Pertamina untuk menyesuaikan harga BBM Pertamax sesuai dengan keekonomiannya mengingat Pertamax adalah BBM Umum. Saya juga meminta kepada pengguna Pertamax untuk tidak lari ke BBM RON (Research Octane Number) yang lebih rendah," tambah Mamit.
Mamit menegaskan, masyarakat seharusnya sudah meninggalkan penggunaan BBM dengan bilangan oktan (RON( rendah atau di bawah 91, yaitu Pertalite dengan RON 90 dan Premium yang memiliki RON 88.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengusulkan pemerintah untuk memberikan kompensasi kepada Pertamina untuk jenis BBM Pertalite menjadi 100 persen, bukan hanya 50 persen sebagaimana diatur dalam Perpres 117/2021. Hal ini bisa dilakukan dengan pertimbangan konsumsi BBM RON 88 sudah sangat minim.
“Ini tidak sesuai dengan komitmen pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Saat ini hanya 7 negara yang masih menggunakan BBM RON 88 yaitu Bangladesh, Kolombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan dan Indonesia. Jadi sudah sepatutnya tidak dipasarkan lagi di Indonesia,” pungkas Mamit.

Pertamina Masih Kaji Kenaikan Harga BBM Pertamax

Dengan memanasnya harga minyak dunia, manajemen PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji kemungkinan harga BBM terbaru Pertamax dan jenis lainnya.
"Masih kami review seiring dengan harga minyak dunia yang tinggi," kata Pjs Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, saat dihubungi kumparan, Kamis (10/2).
Shell V-Power Diesel standar Euro 5. Foto: Dok. Shell
Pertamina terakhir kali menyesuaikan harga BBM pada 2 Oktober 2021 lalu dengan menurunkan harga Pertamax Turbo (RON 98) menjadi Rp 12.000 per liter dari sebelumnya Rp 12.300 per liter.
ADVERTISEMENT
Sedangkan harga Pertalite (RON 90) tetap Rp 7.650 per liter, Pertamax (RON 92) Rp 9.000 per liter, Dexlite Rp 9.500 per liter, dam Pertamina Dex (CN 53) Rp 11.150 per liter.
Berbeda dengan Pertamina, harga BBM di SPBU Shell sudah naik sejak 1 Februari 2022. Dikutip dari situs resminya, untuk di Jakarta, Shell Super (RON 92) naik dari Rp 12.040 per liter menjadi Rp 12.990 per liter.
Kemudian Shell V-Power (RON 95) naik dari Rp 12.560 per liter menjadi Rp 13.550 per liter.
Shell V-Power Nitro+ (RON 98) naik menjadi Rp 13.750 per liter dari sebelumnya Rp 12.790 per liter
Lalu untuk Shell V-Power Diesel (CN 51), harganya naik menjadi Rp 13.270 per liter dari sebelumnya Rp 11.990 per liter.
ADVERTISEMENT