Modal Ventura Anlter Suntik Rp 79 M ke 37 Startup Asia Tenggara, Termasuk RI

3 Februari 2024 9:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi  dolar Amerika Serikat (AS). Foto:  ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perusahaan modal ventura global, Antler, melakukan investasi USD 5,1 juta atau sekitar Rp 79 miliar (kurs Rp 15.660 per dolar AS) untuk 37 startup di Asia Tenggara, termasuk Indonesia di tahun ini. Pendanaan ini merupakan transaksi investasi pre-seed tertinggi dalam satu putaran pendanaan di Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Co-founder dan Managing Partner Asia Antler, Jussi Salovaara, menjelaskan, investasi Antler di Asia Tenggara ini menunjukkan komitmen Antler dalam mendukung generasi entrepreneur digital di kawasan. Portofolio binaan Antler mencakup 19 sektor yang beragam, mulai dari Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dan SaaS B2B, hingga fintech dan healthtech.
"Investasi ini juga menandai komitmen awal dan jejak Antler di Malaysia, sebagai bagian dari kemitraan strategisnya dengan lembaga Dana Kekayaan Negara Khazanah," jelasnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (3/2).
Jussi mengakui bahwa masih banyak startup tahap awal yang potensial di Asia Tenggara. Hal ini membuat Antler tetap konsisten berinvestasi pada pendanaan di tahap awal, terutama pada startup yang bergerak di bidang AI bervertikalisasi (verticalized AI) dan Industri 4.0.
ADVERTISEMENT
“Melalui pendanaan ini, kami berupaya untuk membantu para founder membangun fondasi yang kuat untuk model bisnis berkelanjutan, dan mendorong inovasi jangka panjang dalam ekosistem teknologi global yang lebih luas,” ujar Jussi.
Sebagai partner startup tahap awal, Antler secara strategis mampu mengidentifikasi dan mendukung tren teknologi yang sedang berkembang. Investasi mereka pada putaran ini didorong oleh beberapa tren terbaru, seperti perpindahan ke verticalized AI.
Perkembangan AI akan memasuki babak baru di tahun 2024, terutama karena solusi AI akan terus disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik di masing-masing industri.
Saat ini telah ada pergeseran bisnis yang lebih besar ke arah verticalized AI, terutama di bidang media, manajemen pelanggan, dan integrasi Large Language Model (LLM).
ADVERTISEMENT
Sekitar 34 persen startup di portofolio investasi Antler di putaran ini telah memanfaatkan kekuatan verticalized AI, di antaranya ReelBlend yakni marketplace untuk periklanan produk secara virtual; EigenAI yakni platform AI/ML tanpa coding; hingga CapGo, platform yang menggunakan agen berbasis AI untuk mengumpulkan data secara cepat.