Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
MUI Haramkan Beli Produk Pendukung Israel, McD & Starbucks Termasuk?
11 November 2023 8:30 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel, hukumnya haram," tegas Niam saat menyampaikan hasil fatwa MUI di Kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (10/11).
Meski MUI tidak menyebut apa saja produk pendukung Israel, sejauh ini ada dua brand besar di Indonesia yang dikaitkan dengan pro Israel memilih menutup gerainya saat jutaan manusia menggelar aksi Bela Palestina di Monas, Jakarta, Minggu (5/11).
Kedua brand itu adalah McDonald's dan Starbucks. Biasanya kedua gerai itu buka 24 jam.
Pantauan kumparan di lokasi saat itu, Starbucks yang berada di Djakarta Theater ditutup rolling door. Toko tertutup dengan rapat, tak terlihat aktivitas di sana.
ADVERTISEMENT
Di seberang Starbucks, gerai McDonald's juga tutup. Logo 'M' berwarna kuning ditutupi kain hitam. Tak hanya itu, gerai tersebut juga nampak dijaga beberapa aparat TNI.
Di depan kedua toko itu, para massa aksi bela Palestina berseliweran. Sesekali mereka berorasi di lampu merah pusat perbelanjaan Sarinah dan ‘Free Palestine!’ teriak massa aksi.
Soal kabar dikaitkan dengan Israel, McDonald's Indonesia buka suara. Associate Director of Communications McDonald’s Indonesia, Meta Rostiawati mengatakan sebagai perusahaan waralaba, mereka berada di bawah bendera PT Rekso Nasional Food yang sepenuhnya dimiliki oleh pengusaha asli Indonesia dengan jumlah karyawan lebih dari 16.000 tenaga kerja lokal.
Aksi Boikot di Luar Negeri
ADVERTISEMENT
Di luar negeri, perusahaan terkenal termasuk Netflix dan Levi's telah berhenti menyediakan layanan di Rusia. Namun, awalnya McDonald's dan Coca-Cola tak menanggapi permintaan untuk menghentikan operasi di negara tersebut. Tagar ‘Boycott McDonalds’ dan ‘Boycott Coca-Cola’ pun masing-masing menjadi trending di Twitter pada sepekan lalu.
Mengutip BBC, seorang investor Dragon's Den Deborah Meaden juga menyurakan hal yang sama di media sosial, ia menentang perusahaan minuman bersoda tersebut. Ia mendesak orang-orang untuk berhenti minum produk Coca-Cola. Kritik itu muncul di tengah seruan agar perusahaan Barat terkenal lainnya, seperti KFC, Pepsi, Starbucks, dan Burger King untuk turut menutup gerai mereka dan menghentikan penjualan di Rusia.
Namun, sebagian besar perusahaan tetap diam, seperti Pepsi, Starbucks dan Burger King juga menolak menanggapi seruan tersebut. Gerai makanan cepat saji KFC awalnya tidak menanggapi tetapi pemiliknya Yum Brands, yang juga memiliki merek Pizza Hut, sejak itu mengumumkan bahwa mereka telah berhenti berinvestasi di Rusia.
ADVERTISEMENT
Yum Brands adalah jaringan restoran terbesar kedua di dunia, dan ada sekitar 1.000 gerai KFC dan 50 restoran Pizza Hut di Rusia. Perusahaan ini tidak menarik diri sepenuhnya, tetapi Yum mengatakan bahwa mereka akan "mengalihkan semua keuntungan dari operasi Rusia untuk upaya kemanusiaan.” Mereka juga menyumbangkan 1 juta dolar AS ke Palang Merah.
Di sisi lain, gerai Starbucks di Mesir memberikan diskon besar-besaran hingga hampir 80 persen untuk produk mereka. Bagi siapa pun yang bilang aksi boikot tak berdampak, tulis salah satu pemilik akun media sosial X, lihat ini di Starbucks Mesir ada diskon produknya sampai 78,5 persen.
"For those who say boycotts don’t work. Starbucks in Egypt is doing a 78.5 persen discount on its products," tulis akun @smile2jannah dikutip Senin (6/11).
ADVERTISEMENT
Produk yang harga normalnya 93 pound Mesir atau livre égyptienne (LE), ditawarkan menjadi hanya 20 pound Mesir.
Manajemen Starbucks Sanksi Pekerja yang Pro Palestina
Executive Vice President and Chief Communications Officer Public Affairs Starbucks, AJ Jones II, mengatakan perusahaan telah mengambil tindakan hukum kepada serikat pekerja yaitu Workers United dan Service Employees International Union (SEIU) dengan alasan penyalahgunaan nama, logo, dan kekayaan intelektual.
Tak hanya itu, Jones juga memberikan klarifikasi melalui surat kepada Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Israel, Duvi Honig, bahwa tindakan serikat pekerja tersebut tidak mencerminkan sikap Starbucks.
Aksi BDS (Boikot, Divestasi, Sanksi) itu sebagai bentuk protes tanpa kekerasan, yang menentang serangan brutal Israel ke Gaza dan Palestina secara umum. Gerakan tersebut awalnya dicanangkan warga sipil Palestina pada 2005, yang kemudian meluas secara global.
ADVERTISEMENT
Pengusaha RI Khawatir
Ketua Bidang Perdagangan Apindo Benny Soetrisno mengatakan, langkah tersebut merupakan bukti kepedulian pemerintah Indonesia dalam hal ini terhadap pendudukan Israel di Palestina.
Namun, Benny memandang, jika hal ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, ada kemungkinan menyebabkan berbagai perusahaan di Indonesia yang disinyalir mendukung agresi Israel akan tumbang.
Hal ini kemudian akan berakibat pada banyaknya kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) dan mengularnya pengangguran di dalam negeri.
“Langkah MUI baik baik saja dan tersebut adalah ungkapan empati kita terhadap Rakyat sipil Palestina di Gaza. (Namun) kalau jangka panjang sangat mungkin (banyaknya kasus PHK) tapi harus dibarengi dengan masyarakat lakukan imbauan MUI,” ungkap Benny, Selasa (10/11).