Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mulai November, Pabrik Swasta Ini Jadi yang Pertama Produksi Vaksin Corona di RI
11 Oktober 2021 14:53 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketersediaan vaksin corona di dalam negeri Indonesia akan semakin terjamin. Selain BUMN farmasi PT Bio Farma (Persero), kini ada perusahaan swasta yang akan mulai memproduksi vaksin corona, mulai November 2021 mendatang.
ADVERTISEMENT
Perusahaan swasta nasional yang akan memproduksi vaksin corona tersebut adalah kerja sama PT Biotis dan PT JBio, yang menjalin kolaborasi dengan perusahaan farmasi asal China, Anhui Zhifei Loncom Co. Ltd.
Direktur Utama PT Biotis, FX Sudirman, menyatakan pihaknya akan memproduksi sebanyak 10 juta dosis vaksin corona per bulan mulai November 2021. Artinya hingga akhir 2021 akan dihasilkan 20 juta dosis vaksin platform protein sub-unit atau rekombinan.
“Sebenarnya pabrik kami mampu memproduksi vaksin COVID-19 dalam bentuk fill and finished sebanyak 20 juta per bulan, namun kami sedang bersiap memproduksi Vaksin Merah Putih. Makanya kami hanya menggunakan setengah dari kapasitas pabrik yang ada,” kata Sudirman melalui pernyataan resmi, Senin (11/10).
Dia menjelaskan, pabrik Biotis di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, juga telah mendapat izin cara produksi obat yang benar (CPOB) dari Badan POM RI pada tanggal 18 Agustus 2021.
ADVERTISEMENT
Vaksin yang akan diproduksi melalui kerja sama Biotis dengan JBio adalah vaksin Zififax. Vaksin tersebut telah mendapat izin Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan POM RI pada Kamis (7/10) lalu. Demikian juga Sertifikat Halal dan Bersih dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), sudah terbit pada Sabtu (9/10).
Menurutnya, dari hasil uji klinis vaksin COVID-19 Zifivax sangat aman dengan efek samping yang ringan, imunogenisitas tinggi dan efektif melawan mutasi virus COVID-19. Termasuk untuk berbagai varian COVID-19. Efikasi untuk varian Alpha mencapai 93 persen, varian Beta 82 persen, dan varian Delta 77 persen.
Sementara itu Direktur Utama PT JBio, Mahendra Suhardono, mengatakan untuk tahap awal Anhui akan mengirim vaksin dalam bentuk bulk sebagai bahan baku. Lalu akan diolah dan dikemas menjadi vaksin jadi.
ADVERTISEMENT
"Kerja sama ini akan menggunakan tenaga kerja putra-putri Indonesia. Dengan diproduksi di Indonesia dan oleh anak-anak Indonesia, diharapkan akan memberikan banyak keuntungan karena juga dapat meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN)," ujarnya.
Sementara itu Komisaris Utama PT Biotis, Osbal Saragi Rumahorbo, berharap kerja sama ini bisa mengejar ketertinggalan Indonesia dalam industri farmasi, dibandingkan China dan India.
"Inilah kenapa PT Biotis berani masuk ke dalam industri ini. Termasuk bekerja sama dengan Unair dalam investasi mesin-mesin produksi vaksin corona platform inactivated virus Merah Putih," tandasnya.