Mulai Senin Depan Tarif Ojol Jabodetabek Naik Rp 250 per Km

10 Maret 2020 10:25 WIB
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi. Foto:  Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menaikkan tarif ojek online (ojol) per kilometernya. Kenaikan ini mencakup tarif batas bawah (TBB) dan tarif batas atas (TBA) di Jabodetabek yang masuk dalam zonasi II yang berlaku mulai 16 Maret 2020.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Budi Setiyadi mengatakan, TBB naik dari Rp 2.000 menjadi Rp 2.250 per km atau naik Rp 250 per km. Sementara TBA naik dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.650 per km atau naik Rp 150 per km.
"Setelah disesuaikan, untuk zona 2 kenaikannya menjadi Rp 250 per km menjadi Rp 2250 dan TBA dari Rp 2.500 menjadi Rp 2.650," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3).
Sementara untuk biaya jasa ojol minimal per 4 km pertama yang sebelumnya Rp 8.000 hingga Rp 10.000 juga ikut naik. Budi menjelaskan, biaya jasa minimal per 4 km naik menjadi Rp 9.000 dan Rp 10.500.
Ojek online menunggu orderan di sekitar Stasiun Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Perubahan kenaikan tarif ini akan merevisi aturan sebelumnya tentang Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 348 Tahun 2019. Aturan tersebut merupakan turunan dari Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub/PM) Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.
ADVERTISEMENT
Budi menjelaskan, keputusan ini merupakan kesepakatan bersama antara pengemudi dan aplikator, yakni Gojek dan Grab. Sebelum menetapkan tarif baru, pihaknya sudah melakukan survei terlebih dulu.
"Dengan hasil diskusi, kenaikan hanya di Jabodetabek atau zona II yang sudah kita lakukan Litbang Kemenhub melakukan penelitian survei yang ada di Jabodetabek. Kemudian dari sekian responden ada 56 persen mitra Gojek dan mitra 41 persen Grab. Mitra lain enggak banyak sekitar 2,9 persen," ujar Budi.