Nama Baru 3 Bank Syariah BUMN yang Merger: Bank Syariah Indonesia

11 Desember 2020 9:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers merger Bank Syariah BUMN. Foto: BRI
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers merger Bank Syariah BUMN. Foto: BRI
ADVERTISEMENT
Rencana penggabungan 3 bank syariah BUMN yakni PT Bank BRIsyariah Tbk (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS) kian dimatangkan. Hari ini telah dilakukan perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru.
ADVERTISEMENT
Adapun publikasi merger bank syariah tersebut dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator. Jika seluruh prosesnya telah tuntas dan persetujuan regulator-regulator terkait telah diperoleh, bank hasil penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
"Nama tersebut akan digunakan secara efektif oleh BRIsyariah, selaku bank yang menerima penggabungan," tulis keterangan resmi ketiga bank tersebut, Jumat (11/12).
Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Selain itu, kantor pusat bank hasil penggabungan akan berada di kantor pusat BRIsyariah.
Ilustrasi BRI Syariah. Foto: Dok. BRI Syariah
Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi bank yang menerima penggabungan, yakni BRIsyariah.
Pascamerger, bank hasil penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 Direksi. Nama-nama tiap Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Hasil Penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS, diperkirakan pada 15 Desember 2020.
ADVERTISEMENT
Dirinci lebih jauh, 10 posisi Direksi yang akan mengelola jalannya usaha Bank Hasil Penggabungan terdiri dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama, dan masing-masing satu Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.
Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
Dia memastikan, segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai top 10 bank terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kehadiran Bank Syariah Indonesia akan menjadi tonggak kebangkitan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, entitas baru ini tentu memerlukan identitas yang kuat dan Direksi yang berpengalaman untuk menjalankan operasionalnya," ujar Herry yang juga Dirut Bank Syariah Mandiri.
"Dengan Direksi yang akan diisi oleh orang-orang berpengalaman di bidangnya, visi Bank Syariah Indonesia untuk menjadi salah satu bank syariah terbesar di dunia akan semakin mantap dan yakin bisa kita wujudkan,” tambahnya.
Hery Gunardi. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Direktur Utama BRIsyariah, Ngatari, mengatakan bahwa masih ada sejumlah tahapan yang harus dilalui hingga penggabungan tiga bank ini tuntas, termasuk memperoleh persetujuan dari regulator-regulator terkait. Seluruh proses akan dilakukan secara saksama sesuai regulasi yang berlaku.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, saat ini kami telah memiliki rancangan nama baru untuk menjadi identitas bank hasil merger nanti. Identitas baru ini semakin memicu semangat kami untuk menuntaskan merger dan integrasi sebaik mungkin, dan mulai beroperasi memenuhi segala kebutuhan nasabah dan masyarakat," jelasnya.
Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo menambahkan, penetapan nama dan struktur kepengurusan baru tersebut sejalan dengan upaya pemerintah membentuk ekosistem halal, serta mendorong perkembangan ekonomi syariah di Tanah Air.
“Dengan struktur yang baru ini, gerak bank hasil merger kami yakini akan semakin lincah dan mampu menjawab tantangan, serta segala kebutuhan masyarakat, nasabah, serta pelaku usaha di Indonesia maupun dunia," jelasnya.
Bank hasil penggabungan nanti akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun, dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan bank hasil penggabungan masuk dalam 'top ten' bank terbesar di Indonesia dari sisi aset dan 'top ten' bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
ADVERTISEMENT
Bank hasil penggabungan juga akan tetap berstatus sebagai perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan kode saham BRIS.
Komposisi pemegang saham bank hasil penggabungan adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) 51,2 persen, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI-Saham Syariah 2 persen dan publik 4,4 persen.
Seluruh pihak saat ini terus mengawal proses penggabungan, termasuk memperoleh persetujuan dari seluruh regulator terkait untuk mencapai tanggal perkiraan efektif penggabungan sebagaimana tercantum dalam Perubahan Ringkasan Rencana Merger, yakni 1 Februari 2021.
Dari sisi layanan, tidak ada perubahan operasional dan layanan selama proses ini berlangsung. Bagi para nasabah, ketiga bank menjamin sepenuhnya operasional tetap berjalan normal dengan kualitas layanan yang tetap optimal dan prima.
ADVERTISEMENT