Nelayan Ngeluh BBM Seret, Bahlil Pertimbangkan Tambah Kuota

18 Desember 2024 12:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi SPBUN di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (18/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi SPBUN di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (18/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pasokan BBM untuk nelayan di wilayah Indonesia Timur, khususnya Provinsi Maluku, dalam kondisi yang aman menjelang periode Natal dan Tahun Baru 2024/2025.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dijelaskan Bahlil saat kunjungan kerja ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) 88.791.01 Kota Ambon, Maluku, Rabu (18/12). Dia menyebutkan Kementerian ESDM, Pertamina, dan BPH Migas bertugas memastikan pasokan BBM mencukupi.
"Maluku adalah salah satu tempat hub untuk wilayah Maluku Utara kemudian Papua. Jadi kita cek supaya saat natal dan tahun baru aktivitas nelayan bisa berjalan dan stok BBM tetap tersedia," jelasnya kepada awak media, Rabu (18/12).
SPBUN 88.791.01 Kota Ambon yang beroperasi sejak tahun 2021 memiliki produk Jenis BBM Tertentu (JBT) Biosolar dan Dexlite yang dipasok dari Integrated Terminal BBM Wayame.
Rata-rata penyaluran Biosolar SPBUN Ambon tersebut sebanyak 4,56 kiloliter (KL) per hari dan Dexlite sebanyak 0,52 KL per hari hari.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah semuanya lengkap, clear. kapasitasnya bisa sampai 20-21 hari. Jadi masuk dalam kategori aman," imbuh Bahlil.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi SPBUN di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (18/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Bahlil mempertimbangkan untuk terus menambah pasokan BBM untuk nelayan, terutama di Kota Ambon. Pasalnya, para nelayan mengeluhkan kuota yang terbatas.
"Kami akan lakukan evaluasi untuk kebijakan apa yang tepat dalam rangka memastikan semua nelayan dapat kuota BBM, bisa dipertimbangkan kita tambah," ungkapnya.
Salah satu nelayan cumi yang hadir melakukan dialog bersama Bahlil di SPBUN, Maisi, mengatakan nelayan biasanya berlayar hingga 5-8 bulan di tengah laut, sehingga membutuhkan pasokan BBM Solar yang sangat besar.
Namun demikian, Maisi mengeluh kepada Bahlil kesulitan mendapatkan BBM Solar. Selain itu, harga yang didapat juga cenderung mahal untuk para nelayan di sana.
ADVERTISEMENT
"Kuotanya dari mulai harga, apalagi keadaan begini lagi susah. Solar mahal, kita agak susah dapat solar. Kita melangkahnya enggak bisa ke mana-mana itu saja kendalanya, masalahnya kami ini pemakaian besar," kata Maisi.
Sebelumnya, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat realisasi penyaluran Solar Subsidi melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) mencapai 600 ribu kiloliter (KL) atau baru sekitar 27,2 persen dari kuota tahun ini.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat mengunjungi SPBUN di Kota Ambon, Provinsi Maluku, Rabu (18/12/2024). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman, mengatakan total kuota penyaluran Solar subsidi untuk SPBUN di tahun 2024 ini dialokasikan sebesar 2.242.368 KL. Saat ini tercatat ada 404 SPBUN di seluruh Indonesia.
"Kuota yang untuk nelayan di 2024 sekitar 2,2 juta kiloliter. Nah dari 400-an SPBUN di seluruh Indonesia itu yang sudah melaporkan realisasi itu sekitar 600 ribu," ungkapnya saat ditemui di SPBUN Tanjung Benoa, Bali, Senin (18/11).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Saleh menyebutkan ada juga nelayan yang mengisi bahan bakarnya di SPBU biasa, sehingga tidak bisa disimpulkan berapa sebenarnya Solar Subsidi yang terserap untuk nelayan.