Neraca Perdagangan Oktober Defisit USD 1,82 Miliar

15 November 2018 12:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. (Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia belum menunjukkan perbaikan. Sepanjang Oktober 2018, neraca perdagangan defisit senilai USD 1,82 miliar.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan BPS, nilai ekspor Indonesia Oktober 2018 tercatat USD 15,80 miliar atau naik 5,87 persen dibanding ekspor September 2018. Sementara nilai impor Indonesia pada Oktober 2018 mencapai USD 17,62 miliar atau naik 20,6 persen dibanding September 2018.
“Karena ada peningkatan impor minyak mentah, hasil minyak dan gas. Jadi kenaikan impor 20,6 persen,” kata Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Kamis (15/11).
Ekspor nonmigas Oktober 2018 mencapai USD 14,32 miliar, naik 4,99 persen dibanding September 2018. Demikian juga dibanding ekspor nonmigas Oktober 2017, naik 4,03 persen.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2018 mencapai USD 150,88 miliar atau meningkat 8,84 persen dibanding periode yang sama tahun 2017, sedangkan ekspor nonmigas mencapai USD 136,65 miliar atau meningkat 8,73 persen.
ADVERTISEMENT
Adapun impor nonmigas Oktober 2018 mencapai USD 14,71 miliar atau naik 19,42 persen dibanding September 2018 dan juga meningkat 22,17 persen dibanding Oktober 2017.
Impor migas Oktober 2018 mencapai USD 2,91 miliar atau naik 26,97 persen dibanding September 2018. Demikian juga apabila dibandingkan Oktober 2017 meningkat 31,78 persen.
“Ini merupakan PR (Pekerjaan Rumah). Saya yakin, ke depan mudah-mudahan bisa jadi yang lebih baik,” ujarnya.
Peningkatan impor nonmigas terbesar Oktober 2018 dibanding September 2018 adalah golongan mesin dan pesawat mekanik sebesar USD 363,2 juta (16,65 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan perhiasan permata sebesar USD 75,4 juta (45,12 persen).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Oktober 2018 ditempat oleh Tiongkok dengan nilai USD 36,62 miliar (27,87 persen), Jepang USD 15,08 miliar (11,47 persen), dan Thailand USD 9,22 miliar (7,02 persen). Impor nonmigas dari ASEAN 20,29 persen, sementara dari Uni Eropa 8,95 persen.
ADVERTISEMENT
Nilai impor semua golongan penggunaan barang baik barang konsumsi, bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–Oktober 2018 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing 25,71 persen, 22,15 persen, dan 28,08 persen.